Diabetisi Berisiko Dehidrasi, Tak Dianjurkan Makan Gorengan saat Sahur
- vstory
VIVA Lifestyle – Bagi penyandang diabetes yang memilih untuk berpuasa selama bulan Ramadhan, penting untuk minum banyak air selama jam-jam non-puasa. Tetap terhidrasi dapat membantu mencegah dehidrasi dan komplikasi terkait.
Puasa selama bulan Ramadhan dapat menyebabkan dehidrasi karena kurangnya asupan cairan serta cuaca panas dan lembap. Dehidrasi kemudian dapat menghasilkan viskositas atau kekentalan pada darah yang lebih tinggi, yang meningkatkan kemungkinan trombosis atau terjadinya bekuan darah yang berbahaya bagi diabetisi. Scroll lebih lanjut ya.
"Ibadah puasa memang diwajibkan untuk seluruh umat Islam, meski demikian bagi Anda yang hidup dengan diabetes, ada baiknya mempertimbangkan kembali kondisi Anda sebelum menjalaninya," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrinologi Metabolik dan Diabetes RS Pondok Indah-Puri Indah, dr. M. Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, Sp. P. D., Subsp. E. M. D, FINASIM, dalam keterangannya.
Komplikasi yang mungkin terjadi cukup mengkhawatirkan. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah Anda, dan menentukan apakah kondisi tubuh Anda aman untuk menjalani ibadah puasa. Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala.
"Karenanya, penyandang diabetes disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrin, metabolik, dan diabetes setidaknya 1-2 bulan sebelum hendak menjalani ibadah puasa," tambahnya.
Tips Utama Cegah Komplikasi Diabetisi
Selain berkonsultasi dengan dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyandang diabetes ketika berpuasa untuk menghindari terjadinya komplikasi, yakni selalu sahur.
Jangan melewatkan makan sahur, agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia. Kebutuhan kalori tidak berubah saat berpuasa Ramadan, dengan komposisi 40-50% saat berbuka puasa dan 30 - 40% saat sahur, ditambah 1-2 camilan sehat sejumlah 10-20% dari total kalori.
Saat makan sahur, dianjurkan mendekati waktu imsak atau waktu subuh. Sedangkan saat berbuka, dianjurkan sesegera mungkin. Hal ini dilakukan agar kadar gula darah tidak turun terlalu lama. Hindari makan berlebihan saat sahur dan waktu berbuka karena mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan.
Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Makanan berserat memberikan rasa kenyang lebih lama. Misalnya seperti nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak khususnya saat makan sahur
Hindari mengonsumsi makanan gorengan dan makanan yang terlalu manis. Mengonsumsi gorengan menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah.
Selain itu, penyandang diabetes juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Saat berbuka puasa, hindari konsumsi makanan yang banyak mengandung gula, minuman manis, sirup, jus kalengan, atau jus segar dengan tambahan gula yang meningkatkan risiko hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah
Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Penyandang diabetes akan mudah mengalami dehidrasi karena tubuhnya kekurangan cairan. Saat berpuasa, otomatis tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup, sehingga perlu digantikan saat setelah berbuka sampai dengan waktu sahur.
Konsumsi air putih lebih dianjurkan dibandingkan minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein bersifat diuretik, mampu mendorong lebih sering berkemih, sehingga berisiko memicu dehidrasi.
Periksa gula darah secara teratur selama berpuasa sesuai dengan anjuran dokter tergantung pada kondisi penyandang diabetes yang berpuasa dan pengobatan yang diberikan. Akan tetapi, kapan pun jika mengalami gejala-gejala hipoglikemia atau hiperglikemia dianjurkan untuk segera memeriksakan kadar gula darah.
Hal ini penting untuk menghindari hipoglikemia ataupun hiperglikemia. Jika kadar gula darah Anda kurang dari 70 mg/dl, lebih dari 300 mg/dl, dianjurkan untuk membatalkan puasa, atau saat merasa tubuh tidak sehat/fit.
Waspadai gejala hipoglikemia/kadar gula darah yang turun tiba-tiba. Jika ketika berpuasa Anda merasakan beberapa gejala, seperti berkeringat dingin, gemetar, dan pusing, maka segera hentikan puasa. Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang mengalami hipoglikemia.
Untuk mengatasinya, segera batalkan puasa dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis yang dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah, seperti permen, teh manis, dan jus buah
Tetap berolahraga rutin ketika puasa baik untuk menjaga kebugaran, asalkan tidak berlebihan. Bagi penyandang diabetes, olahraga berat ataupun aktivitas fisik yang berlebihan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hipoglikemia
"Selama menjalani ibadah puasa, penyandang diabetes perlu tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter," tambahnya.