Ternyata, Sakit Gigi Hingga Nyeri di Ulu Hati Bisa Jadi Pertanda Penyakit Jantung
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Maag dan jantung adalah dua penyakit berbeda. Tapi siapa sangka, keduanya memiliki gejala yang mirip. Sayangnya, banyak orang yang tidak mengetahui dan mengira bahwa gejala penyakit jantung yang muncul hanyalah maag biasa.
Hal ini diungkap oleh Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (Intervention - Cardiologist), Dr. Utojo Lubiantoro, SpJP, FIHA. Dokter Utojo mengatakan, banyak pasiennya yang mengeluhkan sakit maag. Namun setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata gejala yang dirasakan merujuk ke penyakit jantung koroner atau angina pectoris. Lalu, bagaimana cara membedakan gejalanya? Yuk, scroll untuk mengetahui jawabannya.
"Gejala angina ini bentuknya sangat variasi. Bisa rasa gak enak, berat, tertekan, penuh, panas, orang bilang sesak napas, dan juga nyeri. Nyeri juga kompleks bisa nyeri tumpul, dan seterusnya," ujarnya saat Exclusive Media Discussion 'Peran IVUS dan OCT pada Prosedur PCI/Balonisasi, di Hotel Borobudur Jakarta, baru-baru ini.
Lebih lanjut Utojo menjelaskan, gejalanya bahkan tidak melulu di dada. Bisa di ulu hati, leher, bahkan rahang dan bahayanya seringkali dianggap sebagai sakit gigi.
"Sakit gigi, tengah malem duh gigi saya kok rahang sakit, banyak yang bolong, jarang check up, padahal dia sakit jantung. Waktu dia jalan giginya sakit, itu jantung," kata dokter yang berpraktik di RS Mitra Keluarga itu.
Nah untuk membedakan gejalanya, menurut dokter Utojo, gejala penyakit jantung koroner atau angina pectoris lebih banyak menyerang ketika kita sedang beraktivitas, stres dan marah-marah atau kurang tidur. Bahkan Utojo mengungkap, banyak pasien yang hanya mengeluh mudah lelah atau kecapekan saja.
Gejala yang timbul di dada berupa nyeri pun, setiap orang akan merasakan sensasi yang berbeda-beda dan tidak ada yang sama. Lalu, bagaimana cara membedakan sesak akibat penyakit jantung dengan maag?
"Sebenernya ketika serangan susah. Tapi gejala angina pectoris misalnya di ulu hati, pasien saya kalo abis jalan 500 meter, saya rasanya kecekek, berarti angina. Sifatnya timbul saat aktivitas atau stres," jelasnya.
"Kalo misalnya dicubit sakit, ya itu wajar, tapi kalo saya jalan jogging kok ada rasa sakit, entah rasa panas, berat, itu berarti angina jantung. Kecuali serangan (jantung), udah keringat dingin, udah gak bisa dibedakan. Tapi secara khas ketika kita stres," sambungnya.
Selain itu, menurut Utojo, gejala yang dirasakan pun konsisten, dalam arti muncul terus-menerus.
"Setiap kali naik tangga, dok saya 2 bulan ini kalo jalan pagi 5 menit pasti dada gak enak atau punggung pegel, istirahat hilang, pas jalan begitu lagi. Itu sudah pasti (jantung)," ungkapnya.
Lebih jauh dokter Utojo menjelaskan, sifat sakit maag dan jantung pada dasarnya sama. Namun yang membedakan adalah jika gejala muncul setelah makan itu berarti pertanda sakit maag, namun jika setelah berjalan, berarti gejala penyakit jantung.
"Lagi tidur tiba-tiba keringet dingin, sesak, muntah, masa sakit maag, jangan dikerokin (itu pertanda sakit jantung)," imbuhnya.
Terakhir, Utojo mengungkapkan, orang-orang yang lebih berisiko terkena jantung koroner atau angina pectoris adalah yang terkait dengan faktor risiko, seperti perokok, diabetes, usia dan jenis kelamin pria.
"Jadi, kalo usia 50 ke bawah cowok (meninggal karena jantung). Jarang sekali cewek (meninggal karena jantung), kalo kanker banyak. Begitu cewek menopause, peluang sama cowok sama," tutup dr. Utojo Lubiantoro.