Penyakit Jantung Apa yang Jadi Penyebab Kematian Nomor Satu? Ini Kata Dokter
- Freepik/rawpixel.com
VIVA Lifestyle – Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia, bahkan di berbagai tingkat sosial ekonomi. Baik kalangan ekonomi rendah hingga kalangan atas sekali pun, memiliki potensi yang sama untuk terserang penyakit mematikan ini.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (Intervention - Cardiologist), Dr. Utojo Lubiantoro, SpJP, FIHA, menjelaskan, selama 20 tahun, penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi. Scroll untuk info selengkapnya.
"Bahkan, COVID-19 dateng, COVID-19 mengalahkan kematian kanker hanya dalam 2 tahun pertama, tapi tetep jantung nomor 1," ujar Dr. Utojo saat Exclusive Media Discussion 'Peran IVUS dan OCT pada Prosedur PCI/Balonisasi,' di Hotel Borobudur Jakarta, baru-baru ini.
Penyakit jantung sendiri memiliki banyak jenis. Lalu, penyakit jantung apa yang menjadi penyebab kematian nomor satu?
"Kan penyakit jantung banyak, ada gangguan irama jantung, jantung bawaan, hipertensi, ada kelainan katup. Nah, 70 persen kasus kematian jantung didominasi oleh yang punya penyakit jantung koroner," ungkap dokter yang berpraktik di RS Mitra Keluarga itu.
Dokter Utojo menjelaskan, jantung koroner merupakan penyakit dasar dari serangan jantung. Seperti heart attack dan sudden death atau kematian mendadak.
"Memang sudden death atau mati mendadak tidak melulu penyakit jantung, 70 persen, sisanya banyak. Sudden death sendiri karena penyakit jantung ada gangguan irama jantung, genetik, biasanya (menimpa) para atlet," kata dia.
"Jadi kalo usia muda, kemarin atlet badminton Markis Kido meninggal, belum tentu jantung koroner. Malah ke gangguan irama jantung. Jadi, seringkali yang jadi kambing hitam jantung koroner, memang sebagai penanggung jawab penyebab kematian nomor satu. Ada emboli paru, diseksi aorta, itu juga sudden death," tambahnya.
Lalu, bagaimana dengan penanganan jantung koroner? Dokter Utojo menegaskan, penyakit ini tidak bisa diatasi dengan konsumsi obat-obatan.
"Itu sumbatan plak sehingga udara menyempit, itu tindakannya gak bisa kita lakukan dengan makan obat. Karena plak itu sebetulnya muncul ketika usia muda," tuturnya.
"Jadi plak itu bukan nempel, tapi plak itu bagian dari pembuluh darah, dia tumbuh lama bertahun-tahun, tergantung kecepatan pola hidup kita. Jadi, plak itu gak bisa dihilangkan. Gak ada satu pun obat yang bisa meluruhkan," jelas dr. Utojo Lubiantoro.