Sering Diabaikan, 3 Tanda Dehidrasi Berat saat Puasa Ini Bisa Bahayakan Tubuh

ilustrasi sakit tenggorokan, tiroid
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Puasa Ramadhan dianjurkan para pakar untuk bisa dijalani dengan pola makan sehat, termasuk dengan minum yang cukupi kebutuhan tubuh. Sebab, cairan yang tak mencukupi tubuh berisiko memicu dehidrasi dan jika diabaikan akan membahayakan kondisi kesehatan. 

Studi: Bukan Pagi, Ternyata Lari Sore Paling Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Spesialis Gizi Klinik di RS Pondok Indah Jakarta,dr. Juwalita Surapsari, mengatakan bahwa saat puasa Ramadhan sebenarnya tubuh memiliki cadangan air yang mencukupi untuk tidak minum selama lebih dari 12 jam. Kendati begitu, pola makan yang salah dapat membuat dehidrasi rentan terjadi sehingga tubuh akhirnya kewalahan menjalani puasa. Scroll untuk info selengkapnya.

"Kurang cairan biasanya dehidrasi ringan, ngga bergejala. Kalau sedang sampai berat biasanya timbul gejala seperti haus berlebihan, sakit kepala, urine pekat," tuturnya dalam acara virtual beberapa waktu lalu.

Menguak 7 Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan Tubuh

Ilustrasi minum air/air putih.

Photo :
  • Pexels/Karolina Gabrowska

Dokter Juwalita menegaskan bahwa tanda tubuh yang dehidrasi tersebut sebenarnya dapat dihindari dengan cukup mengonsumsi cairan selama sahur dan berbuka, baik itu melalui air minum atau kuah di sayur serta buah yang kaya akan cairan. Namun, bila terlanjur terjadi, maka dehidrasi berat harus segera diatasi.

7 Jenis Makanan yang Baik untuk Kaum Asam Lambung dan Cara Menyajikannya

"Kalau terjadi dehidrasi sedang dan berat maka obatnya hanya minum. Mau nggak mau batalkan puasa," tuturnya.

Sebab, tanda dehidrasi berat tersebut bisa membuat tubuh semakin kesulitan untuk bekerja sesuai fungsi organnya masing-masing. Apalagi bagi kelompok tertentu, kekurangan cairan itu bahkan dapat berisiko pada kehilangan nyawa.

"Ini terutama hati-hati pada ibu hamil yang jalankan puasa. Kalau dehidrasi takutnya juga sirkulasi terganggu sehingga janin mengalami akibatnya. Mau tidak mau harus batalkan puasa," terangnya.

Maka dari itu, dokter Juwalita menganjurkan agar berbuka puasa dengan cairan yang mencukupi seperti air putih hangat. Ia juga memperbolehkan memakai infuse water dengan tambahan buah potong dan kurma untuk menambah kekurangan cairan dan mineral tubuh.

"Kalau buka puasa pakai infuse water berupa kurma dan buah potong, boleh aja untuk awal hidangan pembuka. Setelah itu tetap harus makan malem. Karbohidrat harus ada tapi tidak berlebihan, protein wajib ditambahkan karena kita tidak bisa penuhi kebutuhan protein selama puasa, lalu lemak, serta sayur," tambahnya.

Infused Water.

Photo :
  • Freepik

Selain itu, air putih dan kurma sendiri termasuk dalam sunnah untuk berbuka puasa karena tinggi akan serat yang baik mengontrol gula darah. Saat sahur pun, dianjurkan memilih sajian yang tinggi cairan agar mudah diserap tubuh sehingga dehidrasi dapat dihindari.

"Makan kurma buah potong, itu sesuatu yang ideal untuk dilakukan. Bisa juga smoothies, jus dari buah, sup juga bisa karena yang cair lebih mudah diserap," tuturnya.

Ia juga menekankan pentingnya mengukur tekanan darah dan kadar gula darah secara rutin selama Ramadhan. Juwalita melanjutkan dengan mengatakan bahwa hasil pengukuran yang terekam dengan baik akan memudahkan pasien, keluarga pasien, dan tenaga medis untuk memberikan perawatan yang tepat jika hal yang buruk terjadi.

"Pengukuran tekanan darah dan gula darah selama Ramadan harus dilakukan secara rutin untuk mengetahui secara akurat kondisi tekanan darah dan kadar gula darah serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti hipoglikemia atau hiperglikemia," kata Juwalita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya