8 Varian COVID-19 yang Paling Mematikan, Terkini Arcturus dari India

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA Lifestyle – COVID-19 adalah singkatan dari "Coronavirus Disease 2019" atau dalam bahasa Indonesia disebut "Penyakit Coronavirus 2019". COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada akhir tahun 2019.

Gejalanya Mirip Flu Biasa, Awas Risiko Serius Virus RSV yang Meningkat di Musim Hujan

Virus ini menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia, dan pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengumumkan pandemi COVID-19. Gejala COVID-19 dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. 

Beberapa gejala umum meliputi demam, batuk kering, kelelahan, dan kesulitan bernafas. Penularan virus terjadi melalui tetesan udara yang dihasilkan saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. 

Kenali Penyakit Hepatitis, IDI Woha Bagikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Virus juga dapat menyebar melalui permukaan yang terkontaminasi oleh tetesan tersebut dan kemudian disentuh oleh orang yang sehat.Pencegahan COVID-19 meliputi penggunaan masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, serta menghindari kerumunan dan berkumpul di tempat-tempat tertutup. 

Virus RSV Masih Mengintai

Vaksinasi COVID-19 juga menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya infeksi virus dan mencegah penyakit menjadi parah. COVID-19 sendiri bermutasi ke dalam beberapa varian dengan tingkat gejala dan bahaya yang berbeda. Nah, berikut ulasan selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber. 

1. Varian Omicron

Omicron Centaurus

Photo :
  • VIVA.co.id

Varian Omicron adalah varian baru dari virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada akhir November 2021. Varian ini dianggap sebagai varian perhatian (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dinilai memiliki tingkat mutasi yang lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya.

Varian Omicron memiliki sejumlah mutasi pada protein spike virus, yang memungkinkan virus untuk menginfeksi sel manusia dengan lebih efisien. Beberapa studi awal menunjukkan bahwa varian ini dapat menyebar dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan varian sebelumnya.

2. Varian Alpha

Ilustrasi vaksin COVID-19.

Photo :
  • Pexels/Maksim Goncharenok

Varian Alpha adalah varian SARS-CoV-2 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris pada bulan September 2020. Varian ini juga dikenal dengan nama B.1.1.7 dan dianggap sebagai varian perhatian (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Beberapa studi menunjukkan bahwa varian Alpha dapat menyebar dengan lebih cepat dan mudah dibandingkan varian sebelumnya. Varian ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dan keparahan penyakit COVID-19. Varian ini telah menyebar ke seluruh dunia dan dominan di banyak negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa. 

3. Varian Beta

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Varian Beta adalah varian SARS-CoV-2 yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada bulan Mei 2020. Varian ini juga dikenal dengan nama B.1.351 dan dianggap sebagai varian perhatian (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Varian Beta telah menyebar ke seluruh dunia, meskipun tidak sebanyak varian Alpha. Vaksin yang telah disetujui oleh WHO dinyatakan masih efektif dalam melindungi terhadap infeksi dan penyakit yang disebabkan oleh varian Beta, meskipun mungkin ada penurunan efektivitas pada beberapa kasus.

4. Varian Gamma

Ilustrasi vaksin COVID-19 untuk lansia.

Photo :
  • Istimewa

Gamma adalah varian SARS-CoV-2 yang pertama kali diidentifikasi di Brasil pada November 2020. Varian ini juga dikenal dengan nama P.1 dan dianggap sebagai varian perhatian (VOC). Meskipun dianggap varian perhatian, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian ini lebih berbahaya atau mematikan dibandingkan varian lainnya seperti Delta atau Omicron.

Tetap saja, COVID-19 varian Gamma dan varian lainnya dapat menjadi sangat berbahaya bagi individu yang lebih rentan, seperti lansia, orang dengan penyakit kronis, dan orang yang sistem kekebalannya lemah.

5. Varian Delta

Anak divaksin COVID-19 (foto ilustrasi).

Photo :
  • Northwell Health

Varian Delta disebut juga dengan nama B.1.617.2 dan dianggap sebagai varian yang sangat perhatian (VOC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian Delta telah menyebar ke seluruh dunia dan menjadi varian dominan di banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. 

Varian ini dikenal karena kemampuannya untuk menyebar dengan sangat cepat dan menyebabkan gelombang infeksi besar-besaran di beberapa wilayah. Meskipun vaksinasi dianggap cara terbaik untuk melindungi diri dari COVID-19, beberapa studi menunjukkan bahwa vaksinasi mungkin tidak seefektif pada varian Delta dibandingkan varian sebelumnya. 

6. Varian Lambda

Ilustrasi vaksin COVID-19

Photo :
  • Times of India

Varian Lambda adalah varian SARS-CoV-2 yang pertama kali diidentifikasi di Peru pada bulan Agustus 2020. Varian ini juga dikenal dengan nama C.37. Varian Lambda telah menyebar ke beberapa negara di Amerika Selatan dan Amerika Tengah, serta ke beberapa negara di luar Amerika. 

Meskipun belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian Lambda lebih berbahaya atau mematikan dibandingkan varian lainnya seperti Delta atau Omicron, para ahli kesehatan terus memantau varian ini dan mempelajari dampaknya pada penyebaran COVID-19 dan keefektifan vaksin.

7. Varian Kappa

Ilustrasi Covid menyebabkan ekonomi terganggu.

Photo :
  • vstory

Varian Kappa adalah varian SARS-CoV-2 yang pertama kali diidentifikasi di India pada bulan April 2021. Varian ini juga dikenal dengan nama B.1.617.1. Varian Kappa telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk di India, Inggris, dan Amerika Serikat. Namun, varian Delta masih dianggap sebagai varian yang lebih menular dan berbahaya daripada varian Kappa.

8. Varian Arcturus

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 (foto ilustrasi).

Photo :
  • vstory

Varian Arcturus atau XBB.1.16 adalah varian baru dari SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di India. Bukan hanya India, rupanya varian ini juga sudah menyebar cepat ke 11 negara lainnya termasuk Amerika Serikat, Brunei, dan Singapura.

Arcturus dilaporkan setidaknya menginfeksi ke 10 negara bagian AS dan 14 negara lain tetapi kemungkinan sudah menyebar lebih jauh. Pakar melihat pertumbuhan eksponensial menyebar dari Maharashtra, sebagai episentrum varian ini. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya