Penyebab Badan Lemas Saat Puasa, Makan Sahur Tinggi MSG

Ilustrasi MSG.
Sumber :

VIVA Lifestyle – Puasa Ramadhan sebenarnya memberi proses detoksifikasi pada tubuh agar menjadi lebih sehat dan bugar, terutama dengan pola makan tepat. Sayangnya, tak sedikit yang justru menjalani pola makan kurang baik dan berdampak pada perubahan fungsi secara drastis yang memicu tubuh lemas dan lunglai saat puasa.

Sejumlah kondisi dapat memicu tubuh lemas berlebihan saat puasa Ramadhan, salah satunya asupan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka. Siapa sangka, konsumsi makanan dengan rasa super gurih yang berasal dari penambahan MSG dapat membuat tubuh lebih lemas dari biasanya. Kok bisa?

"Memilih makanan tinggi MSG buat tubuh mudah lemas. Gurih dari MSG akan buat para penikmat kalap sudah konsumsi jumlah berlebih. Hindari kadar MSG berlebihan ini saat buka puasa sehingga tubuh jadi lemas," kata dokter spesialis penyakit dalam, dr. Virly Nanda, SpPD dikutip acara Hidup Sehat tvOne.

Ilustrasi makanan/ buka puasa/ batalkan puasa.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

Selain konsumsi MSG, rupanya jenis makanan lain pun memicu penurunan gula darah drastis yang berisiko membuat tubuh lebih mudah lelah. Makanan berupa karbohidrat sederhana dan dikonsumsi secara berlebihan dapat membuat lonjakan dan penurunan gula darah secara drastis sehingga membuat tubuh terasa lemas.

"Kadar gula rendah penyebab tubuh lemas kalau sudah buka puasa. Ternyata konsumsi makanan manis dalam jumlah banyak dapat memicunya. Seperti pada karbohdirat simpleks yang bisa memicu lonjakan gula darah dan peningkatan insulin dan berdampak pada penurunan gula darah drastis," tambahnya.

Terakhir, kondisi yang membuat tubuh lebih mudah lemas saat puasa lantaran terjadi gastritis atau radang lambung. Penyakit ini buntut dari asupan makan yang salah dengan pilihan jenis yang terlalu asam atau pedas.

"Bagi seseorang dengan penyakit radang lambung atau gastritis, perhatikan menu buka. Salah milih menu buka puasa bisa memicu tubuh lemas usai buka puasa. Pemilihan makanan tidak tepat seperti dengan cita rasa pedas atau asam saat buka puasa," tuturnya.

Menguak 7 Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan Tubuh

Untuk itu, dokter Virly menganjurkan agar umat muslim yang menjalankan puasa patut melakukan pemilihan makanan yang tepat agar puasa lancar. Selain itu, cukupi cairan dan istirahat agar mencegah tubuh terasa lemas dan lunglai berlebihan saat puasa ramadhan.

"Kalau puasa sebenernya pasti sehat. Niatnya juga ibadah. Kemudian, harus tetap konsumsi makan saat sahur dan buka yang gizi seimbang, cukupi jalani pola hidup sehat, jangan rebahan aja, aktivitas biasa. Minum cairan cukup, Istirahat cukup, harus olahraga, jangan rebahan terus malah makin lemes," tandasnya.

Ternyata Ini 8 Alasan Daun Kemangi Mentah Baik untuk Kesehatanmu!

Ilustrasi sedang makanan.

Photo :
  • Pexels/Rachel Claire

Monosodium Glutamat (MSG) adalah penguat rasa yang telah digunakan secara luas selama kurang lebih 100 tahun. Itu dibuat dengan memfermentasi sumber karbohidrat seperti bit gula, tebu, dan tetes tebu

Nasi Beku Jadi Solusi Diet Tanpa Rasa Lapar dan Menjaga Gula Darah

Selain hadir secara alami dalam makanan tertentu, MSG merupakan bahan tambahan makanan yang umum dalam resep banyak makanan di Indonesia, sayuran dan sup kalengan, serta makanan olahan lainnya. MSG memiliki rasa khusus yang dikenal sebagai umami yakni rasa dasar kelima di samping manis, asam, asin, dan pahit. Umami memiliki rasa daging yang mengacu pada adanya protein dalam makanan.

MSG telah digunakan sebagai bahan tambahan makanan selama bertahun-tahun. Selama ini, BPOM AS telah menerima banyak laporan tentang reaksi yang dikaitkan dengan makanan yang mengandung MSG. Reaksi-reaksi ini disebut kompleks gejala MSG, meliputi:

Sakit kepala
Pembilasan
Berkeringat
Tekanan wajah atau sesak
Kurang rasa (mati rasa), kesemutan atau terbakar di wajah, leher dan daerah lainnya
Detak jantung yang cepat dan berdebar-debar
Nyeri dada
Merasa sakit (mual)
Kelemahan

Tetapi para peneliti tidak menemukan bukti yang jelas tentang hubungan antara MSG dan gejala-gejala ini. Namun, para peneliti mengakui bahwa sejumlah kecil orang mungkin memiliki reaksi jangka pendek terhadap MSG. Gejala seringkali ringan dan tidak perlu diobati. Satu-satunya cara untuk mencegah reaksi adalah dengan tidak mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya