Ahli: Mudik Hingga Perayaan Idul Fitri Masih Berpotensi Tularkan COVID-19

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA Lifestyle – Masyarakat yang terpapar COVID-19 yang berpotensi mengalami gejala berat di Indonesia kini dapat mengurangi rawat inap dan risiko kematian, dengan memahami faktor risiko dan segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Miris, Anak Usia 13 Tahun Sudah Didiagnosis dengan Diabetes Tipe 2

Kajian risiko yang baru-baru ini dilakukan oleh Sekretariat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menunjukkan adanya potensi ancaman penularan COVID-19 terhadap kesehatan manusia yang masih dinilai tinggi. Scroll untuk info selengkapnya.

Direktur Jenderal WHO belum lama ini menyatakan persetujuannya terhadap saran yang diberikan oleh komite lembaga internasional itu mengenai pandemi COVID-19 yang masih berlangsung dan hingga saat ini masih menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (kesehatan PHEIC walaupun pandemi COVID-19 mungkin berada pada titik transisi sehingga perlu memitigasi potensi konsekuensi negatifnya). 

Studi: Bukan Pagi, Ternyata Lari Sore Paling Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia alias WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyes

Photo :
  • WHO

5 Buah untuk Diabetes yang Aman dan Enak Dikonsumsi
 

Walaupun Pemerintah telah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker jika sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka. Namun untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik, tetap harus menggunakan masker, terlebih bagi masyarakat yang masuk kategori rentan, lansia atau memiliki komorbid.

Presiden Direktur Pfizer Indonesia, Nora T. Siagian menyampaikan, COVID-19 dapat membuat siapapun sakit parah. Tetapi bagi sebagian orang, risikonya lebih tinggi.

“Oleh karena itu, keadaan ini perlu tetap diwaspadai, terutama di saat mobilitas masyarakat sudah kembali normal dan berpotensi terus meningkat. Memahami risiko COVID-19 untuk diri sendiri dan orang di sekitar kita, akan membantu dalam membuat keputusan yang tepat dan bertindak cepat untuk menjaga agar tetap aman dan sehat," ujarnya saat webinar COVID-19 Masih Mengintai: Memahami Faktor Risiko Tinggi & Tips Melindungi Diri dari Gejala Berat COVID-19, yang digelar Pfizer, baru-baru ini. 

Sekretaris Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), DR. dr. Irawaty Djaharuddin, Sp.P(K), FISR mengatakan, kondisi saat ini menunjukkan bahwa risiko COVID-19 masih tinggi dan masyarakat harus tetap waspada.

"Meningkatnya mobilitas masyarakat, kegiatan berkumpul, dan mudik saat perayaan Idul Fitri perlu diwaspadai dengan potensi penularan COVID-19," kata dia. 

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Faktor Risiko Gejala Berat COVID-19
Dr. Irawaty lebih lanjut menjelaskan, pentingnya menetapkan status risiko seseorang secara mandiri. Sebab, satu dari lima orang di dunia memiliki satu faktor risiko yang dapat membuat gejala COVID-19 cukup berat.

"Memahami status risiko merupakan bagian penting dalam melindungi diri dari gejala berat COVID-19. Bahkan memiliki satu faktor risiko saja dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gejala berat secara signifikan jika tes COVID-19 menunjukkan hasil positif," tuturnya. 

Adapun faktor umum yang dapat menempatkan seseorang pada risiko tinggi COVID-19 di antaranya usia di atas 60 tahun, obesitas, perokok aktif, penderita penyakit imunosupresif atau penggunaan obat-obatan yang melemahkan sistem imun untuk waktu yang lama, penyakit paru kronis, hipertensi, penyakit kardiovaskular, Diabetes Mellitus Tipe 1 atau 2, penyakit ginjal kronis, dan penyakit anemia sel bulan sabit.

"Konsultasikan dengan dokter untuk pilihan pengobatan yang tepat dengan mempertimbangkan faktor risiko yang dimiliki seseorang yang dapat berkembang menjadi COVID-19 dengan gejala yang berat. Dan dokter perlu mengetahui obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi," pungkas dr. Irawaty.

Ilustrasi kental manis.

Bukan Susu! 1 dari 4 Balita di Jakarta dan Jawa Barat Konsumsi Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN akan menempatkan persoalan kental manis sebagai isu yang penting untuk diperhatikan.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024