2 Lumba-lumba Mati Terinfeksi Flu Burung, Pakar Sebut Risiko Tulari Manusia

Ilustrasi lumba-lumba
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Lifestyle – Virus flu burung telah memicu kematian dua lumba-lumba untuk pertama kalinya di Inggris. Hewan-hewan itu ditemukan bulan lalu di Devon dan Pembrokeshire di tengah kekhawatiran yang berkembang setelah virus itu berhasil menulari hewan mamalia dan berisiko ke manusia.

Ribuan Ilmuwan Dunia Termasuk Peraih Nobel Tulis Surat Terbuka Desak Gencatan Senjata Gaza

Dikutip laman The Sun, strain virus H5N1 yang sangat menular, umumnya dikenal sebagai flu burung, telah dikonfirmasi pada mamalia oleh Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan.

Virus ini telah memusnahkan jutaan burung di seluruh dunia selama dua tahun terakhir, tetapi kini juga mampu menginfeksi hewan lain. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Ilmuwan Temukan Planet Menakjubkan di Dekat Bumi

Meskipun ini adalah pertama kalinya lumba-lumba terbunuh oleh infeksi di perairan Inggris, 23 ekor hewan mamalia lainnya juga telah terinfeksi. Virus itu pun telah menyebar ke anjing laut, berang-berang, lumba-lumba pelabuhan dan rubah.

"Sampel yang diambil sebagai bagian dari pengawasan rutin satwa liar telah mendeteksi keberadaan influenza yang berasal dari unggas pada dua lumba-lumba dan satu lumba-lumba. Hewan-hewan itu ditemukan mati, dan kemungkinan besar mereka memangsa burung liar yang terinfeksi," ujar juru bicara Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan.

Periset BRIN Masuk Daftar Top 2% Ilmuwan Dunia, DPR: SDM RI Memang Mampu Bersaing

Kondisi ini menimbulkan ketakutan dalam beberapa bulan terakhir karena wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Oktober tahun lalu.

Strain H5N1 telah memiliki tingkat kematian sekitar 50 persen di antara manusia dengan tercatat 870 orang telah terinfeksi flu burung dalam 20 tahun terakhir dan 457 di antaranya meninggal dunia.

"Kehadiran influenza yang berasal dari unggas pada mamalia bukanlah hal baru, meskipun jarang terjadi, dan risiko strain H5N1 terhadap satwa liar non-unggas Inggris tetap rendah," ujarnya.

Di tempat lain di dunia, flu burung sebelumnya menyerang singa laut dan cerpelai serta hewan bersayap.

Ini terjadi ketika para ilmuwan telah memperingatkan bahwa virus tersebut mungkin bermutasi untuk menginfeksi sel manusia setelah seorang gadis berusia 11 tahun meninggal setelah tertular virus tersebut.

Gadis kecil di Kamboja diyakini telah terinfeksi unggas di provinsi Prey Veng, dekat Vietnam. Dia adalah orang pertama yang meninggal karena bug pada tahun 2023. Ayahnya yang berusia 49 tahun, salah satu dari 12 kontak dekat yang diuji, juga telah terinfeksi.

Dr Erik Karlsson, yang memimpin tim di Institut Pasteur Kamboja yang menyelidiki virus gadis itu, mengatakan itu berbeda dengan sampel yang diambil dari burung di daerah tersebut.

"Ada beberapa indikasi bahwa virus ini telah menular ke manusia," ungkapnya dalam wawancara dengan Sky News.

"Setiap kali virus ini masuk ke inang baru, mereka akan mengalami perubahan tertentu yang memungkinkan mereka untuk bereplikasi sedikit lebih baik atau berpotensi mengikat sel di saluran pernapasan kita sedikit lebih baik," jelasnya.

Tenaga kesehatan di China memeriksa unggas untuk mencegah penyebaran flu burung.

Photo :
  • Foto Arsip/Antara Foto

Para ilmuwan telah meminta Pemerintah untuk membuat vaksin flu sebelum menjadi lebih berbahaya bagi manusia.

“Jika besok ada wabah H5N1 di Eropa, Timur Tengah, Amerika atau Meksiko pada manusia, kita tidak akan dapat memvaksinasi dunia dalam tahun 2023,” ucap Sir Jeremy Farrar, kepala ilmuwan dari Word Health Organization (WHO) di sebuah konferensi pers di London.

Gejala utama flu burung dapat muncul dengan sangat cepat dan meliputi suhu yang sangat tinggi atau terasa panas atau menggigil, otot sakit, dan sakit kepala serta batuk atau sesak napas.

Gejala awal lainnya mungkin termasuk diare, sakit perut, nyeri dada, pendarahan dari hidung dan gusi, dan konjungtivitis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya