Hilangkan Bulu dengan Waxing Ternyata Gak Sehat, Begini Penjelasan Dokter
- Pexels/rawpixel.com
VIVA Lifestyle – Tren pasca pandemi saat ini mulai terlihat kembali perhatian masyarakat akan penampilan, terutama bagian rambut dan bulu di area tubuh lainnya. Salah satu cara menjaga penampilan yakni melalui waxing yang mengangkat bulu yang tak diinginkan di area tertentu tubuh, meski sebenarnya itu bisa membahayakan.
Kulit mulus dengan tanpa bulu di beberapa area tubuh nampaknya menjadi dambaan sejumlah individu. Tak heran, waxing menjadi perawatan yang paling mudah dan sederhana untuk dilakukan. Namun, Spesialis Kulit & Kelamin Bamed, dr. Mohammad Yoga Adi Waskito, Sp.D.V.E, menegaskan bahwa waxing tak bisa asal dilakukan.
"Mengatasi rambut dengan krim, waxing, dan sebagainya, menurut pandangan kesehatan, waxing nggak sehat. Karena ketika waxing, ditakutkan rambut yang timbul berikutnya akan timbul ke dalam atau namanya ingrown hair," tuturnya dalam acara Bamed Haircare, di Jakarta, Senin 13 Maret 2023.
Ingrown hair atau rambut tumbuh ke dalam ini merupakan rambut yang tumbuhnya mengarah ke dalam kulit, bukannya bertumbuh ke luar kulit. Gejalanya sendiri berupa benjolan kecil dan padat, kadang berisi nanah. Meski bisa sembuh sendiri, namun hal tersebut dapat memberi rasa nyeri, terutama di area-area intim.
"Di bagian tungkai bawah atau kaki, atau di bagian intim, jadi sangat nggak nyaman. Itu juga yang kita pikirkan untuk lebih mengenalkan treatment lebih safe. Ada IPL & Laser Hair Removal untuk menghilangkan bulu atau rambut yang tidak diinginkan pada bagian tubuh," tambahnya.
Selain waxing, permasalahan lain yang disorot dokter Yoga Adi di masa pandemi yakni kerontokan rambut hingga berdampak pada kebotakan. Pada dasarnya, rambut rontok terbilang normal bila jumlahnya di bawah 100 helai per hari. Sederhananya, rontok yang terjadi ketika aktivitas masih termasuk normal menurut pandangan Spesialis Kulit & Kelamin Bamed, dr. Firman Parrol, Sp.D.V.E.
"Yang pasti kalau kita merasa rambut sudah makin menipis, kita lakukan hal simpel, rambut rontok, misal kita jalan, duduk, ada yang rontok," tambah dokter Firman.
Dokter Firman menegaskan bahwa saat keramas atau sisiran pasti ada rambut yang rontok. Hal ini karena rambut ada fase-fase pertumbuhan dan tiap helai rambut fasenya berbeda sehingga setiap hari pasti ada yang rontok. Apalagi, penyebab kerontokan rambut ini sendiri juga berbeda-beda pada tiap orang.
"Lagi lakukan hal simpel aja rontok, perlu konsul. Menyisir dengan jari lalu rontok, juga perlu dicek. Penyebabnya macam-macam, bisa saja kurang vitamin, diet ketat bisa rontok drastis, penyakit infeksi. Sesimpel stres aja rambut rontok," tuturnya.
Maka dari itu, baik dokter Firman dan dokter Yoga menganjurkan agar melakukan perawatan rambut yang baik agar rambut tetap sehat. Ini mencakup pemilihan regimen sesuai kondisi rambut, penggunaan hair conditioner, serum heat defense, dan sering keramas dan membersihkan rambut setelah menggunakan produk rambut.
"Disarankan mencari produk dengan kandungan polimer kationik yang memiliki berat molekul lebih tinggi, silikon, kandungan minyak. Menghindari faktor pencetus rambut rusak seperti pemanasan rambut berlebihan, pewarnaan rambut berlebihan, dan lainnya," tambah dokter Yoga.
Selain itu, bantuan profesional dari dokter spesialis kulit dan kelamin dapat menjadi solusi untuk menangani permasalahan kulit kepala dan rambut. Sehingga faktor penyebab masalah kulit kepala dan rambut dapat diketahui secara tepat beserta dengan obat-obatan dan treatment yang diperlukan. Ada beberapa treatment yang dapat dilakukan untuk menangani masalah ini yaitu, PRP Hair Therapy yang berfungsi untuk mempertebal dan merangsang pertumbuhan rambut, Stem Hair Therapy yang berfungsi untuk regenerasi kulit dan rambut.
"Healite Therapy untuk menstimulasi pertumbuhan sel rambut dan Hair Transplant untuk mengatasi kondisi kebotakan,” tambahnya.