Bareskrim Masih Dalami Vaksin dan Sirop Paracetamol Drop di Kasus Gagal Ginjal Akut Anak

Ilustrasi - Obat sirup
Sumber :
  • ANTARA

VIVA Lifestyle – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan mengatakan Tim Laboratorium Forensik Bareskrim Polri saat ini masih mendalami vaksin saat imunisasi dan obat sirop Paracetamol Drop yang dikonsumsi dua pasien gagal ginjal akut anak pada awal 2023.

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

“Saat ini Polri masih mendalami obat lain. Obat lain selain Praxion yang dikonsumsi korban antara lain vaksin saat imunisasi dan obat sirop paracetamol drop,” kata Ramadhan di Mabes Polri pada Selasa, 14 Maret 2023.

Selain itu, Ramadhan menyebut penyidik Bareskrim juga telah melakukan pemeriksaan terhadap Kepala BPOM DKI Jakarta sebagai saksi pada Senin, 13 Maret 2023. Menurut dia, Kepala BPOM DKI Jakarta dilakukan pemanggilan oleh Bareskrim dengan maksud untuk memberikan penjelasan terkait proses pengawasan, bahan baku pada pedagang farmasi.

Korban Minta Bareskrim Ungkap Keterlibatan Pelaku Lain di Kasus Pemalsuan Dokumen RUPSLB BSB

“Detailanya nanti saya tanyakan apa sisi pengawasan bagaimana. Yang jelas, Balai POM diminta keterangan sebagai saksi untuk memberikan jelas mekanisme pengawasan terhadap pedagang farmasi, pedangan obat-obatan,” ujarnya.

Ilustrasi obat sirup

Photo :
  • ist
BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya, kata Ramadhan, penyidik Bareskrim akan melakukan pencocokkan keterangan Kepala BPOM DKI Jakarta dengan temuan tim di lapangan terkait kasus gagal ginjal akut pada anak yang menelan korban jiwa satu orang di wilayah Jakarta dan satu orangnya sempat dirawat.

“(Hasil pemeriksaan Kepala BPOM akan dicocokkan) Ya temuan lapangan. Misalnya diperiksa saksi sebagai ini, tentu ada dikaitkan dengan temuan alat bukti atau barang bukti lainnya,” jelas dia.

Diketahui, Kementerian Kesehatan mendapat laporan kasus baru gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) setelah tidak adanya kasus baru sejak awal Desember 2022 lalu. Salah satu dari pasien GGA tersebut dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, 1 Februari 2023.

“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr M Syahril.

Satu kasus konfirmasi GGAPA tersebut diketahui merupakan anak berusia 1 tahun. Ia mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion.

Namun pada tanggal 28 Januari, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria) yang kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta. Lalu dirujuk ke Rumah Sakit Adhyaksa pada 31 Januari.

Pada tanggal 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole. Namun 3 jam setelah berada di RSCM atau tepatnya pada pukul 23.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal dunia.

Sementara satu kasus lainnya masih merupakan suspek. Pasien merupakan seorang anak berusia 7 tahun yang mengalami demam sejak 26 Januari lalu. Ia diberikan obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri.

Pada tanggal 30 Januari mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari Puskesmas. Lalu Pada tanggal 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Saat ini pasien tersebut sedang menjalani perawatan di RSCM Jakarta. “Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah pasien,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya