Jarang Serang Anak, Ini Alasan Leptospirosis Rentan Menyerang Orang Dewasa

Awas bahaya wabah Leptospirosis
Sumber :
  • IG @explore.bantul

VIVA Lifestyle – Kabar baik bagi para orangtua. Pakar menyebutkan bahwa bakteri penyebab leptospirosis sangat jarang mengintai kelompok anak. Menurut Pengurus IDI Cabang Semarang Dr dr Muchlis Achsan Udji Sofro SpPD bahwa bakteri ini lebih rentan mengintai kelompok berusia 18 tahun ke atas atau mereka yang sudah dewasa.

Musim Hujan Bikin Sakit? Ini 5 Penyakit yang Harus diwaspadai

"Kami belum ada laporan tentang kasus anak, dilaporkan adalah dewasa atas 18 tahun," ujar Ketua Divisi Penyakit Infeksi itu, dalam acara virtual Rabu 8 Maret 2023. Scroll untuk info selengkapnya.

Menurut KSM Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi - Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu, mereka yang sudah berusia 18 tahun ke atas atau kelompok yang lebih produktif ini cenderung menjalani aktivitas yang bervariasi serta mobilitas tinggi. Berbeda dengan anak-anak yang akan segera dicegah orangtua untuk tak bermain air usai hujan atau di tempat banjir.

Angka Pneumonia Anak Masih Tinggi, Inilah Jadwal Imunisasi Terbaru dari IDAI untuk Vaksin PCV

Ilustrasi tikus.

Photo :
  • Pixabay/sipa

"Dengan mobilisasi luar biasa, orang bukan dari tempat banjir, lalu dia ada sodara di tempat banjir dan ditengok, tetap ada (risiko penularan)," bebernya.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Penularan leptospirosis sendiri bukan antar manusia, melainkan kontak dengan wilayah banjir tersebut yang memicu penyebaran bakteri leptospirosis pada kulit. Penularan itu terjadi lantaran luka terbuka di kulit yang kontak dengan air seni tikus atau lendir siput tanpa disadari melalui genangan atau air banjir.

"Jadi, di kota-kota yang ada genangan air, banjir, itu ada. Jogja pernah ada wabah itu, DKI pernah ada, Makassar ada. Pada prinsipnya semua daerah ada kasus leptospirosis berat dan timbul kematian," kata dia.

Pada dasarnya, leptospirosis tak menimbulkan bahaya gejala berat atau pun kematian. Namun pada sebagian kecil kasusnya, hal tersebut tak dapat terhindarkan. Salah satu penyebabnya akibat penyakit komorbid yang tak terkontrol pada pasien leptospirosis.

"Beberapa faktor menyebabkan meninggal, terutama komorbid seperti diabetes tidak terkontrol, hipertensi tidak terkendali, ada sakit ginjal kronis dan harus cuci darah," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, penyakit komorbid atau penyerta menjadi salah satu faktor gejala berat terjadi pada pasien leptospirosis. Dari data dinas kesehatan di Semarang, tercatat sebanyak 6 pasien meninggal dunia akibat leptospirosis sejak Januari hingga Maret 2023.

Awas bahaya wabah Leptospirosis

Photo :
  • IG @sehatbareng.id

"Dari data dinkes Semarang, ada 6 kasus kematian akibat leptospirosis berat dirawat di rumah sakit," ujar Pengurus IDI Cabang Semarang, Dr dr Muchlis Achsan Udji Sofro SpPD KPTI MKM FINASIM., dalam acara virtual bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Rabu 8 Maret 2023.

Ketua Divisi Penyakit Infeksi itu mengatakan bahwa penyakit komorbid tertentu memicu keparahan gejala pada seseorang yang terinfeksi leptospirosis. Setidaknya, ada lima penyakit penyerta yang terbukti memperparah kondisi infeksi leptospirosis bahkan memicu kematian.

"Diabetes melitus, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis seperti hepatitis, keganasan yang sedang jalani kemoterapi dan penyakit lupus eritematosus yang sering gunakan obat menekan sistem imun dalam jangka lama. Penyakit komorbid itu harus dikendalikan di luar leptospirosis," tambah KSM Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi - Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Nadila Ernesta

Cerita Nadila Ernesta Berjuang Sembuh dari Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan peradangan pada kulit.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024