Siswi di Indonesia Timur Gak Boleh Sekolah saat Menstruasi, Guru: Takut Hamil

Ilustrasi menstruasi/nyeri haid.
Sumber :
  • Pixabay/Saranya7

VIVA Lifestyle – Menstruasi merupakan keluarnya darah dari vagina karena siklus alami bulanan. Siklus ini merupakan bagian dari proses normal organ reproduksi wanita.

Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

Berbicara mengenai menstruasi, berdasarkan data UNICEF, 1 dari 7 remaja perempuan khususnya di Indonesia Timur, tidak datang ke sekolah saat menstruasi. Scroll untuk info selengkapnya.

“Beberapa alasan salah satunya karena sakit kram. Kram dianggap aneh dan berbahaya, mungkin bisa ditahan dia kaget dia pilih tidak masuk ke sekolah,” kata Water Sanitation and Hygine (WASH) Specialist UNICEF Indonesia, Muhammad Zainal saat ditemui dalam acara Konferensi Pers Dari Saudari - Ana & The Red Wings Exhibition di Sarinah Jakarta Pusat, Jumat 10 Maret 2023.

Kelakuan 4 Wanita di Palembang, Pura-pura Hamil Colong Baju hingga Bra di Mal

Flek, menstruasi, perdarahan, haid, pembalut

Photo :
  • Pixabay/ pikulkeaww_333

Selain itu pengetahuan guru di Indonesia tentang menstruasi juga kurang menyeluruh. Dicontohkan saat di tahun 2017 ketika Zainal datang dalam sebuah pelatihan yang melibatkan guru dan kepala sekolah tingkat Sekolah Dasar. Saat itu salah satu guru perempuan yang mengetahui anak murid perempuannya menstruasi melarang dirinya untuk masuk selama periode menstruasinya itu. 

Prilly Latuconsina Dihujat usai Sebut Banyak Wanita Independen tapi Dikit Pria Mapan, Begini Kata Pakar

“Salah satu ibu guru SD sempat tanya adakah murid mereka yang sudah mens. Ternyata ada kelas lima, ditanya bagaimana tahu, dia bilang itu kelihatan mukanya murung, guru tersebut larang anak itu untuk ke sekolah karena takut hamil karena dekat dengan laki-laki,” kata dia menjelaskan. 

Terkait dengan masalah informasi mengenai menstruasi pihak UNICEF sendiri sudah melakukan sejumlah edukasi dengan melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas. 

“Parahnya kalau liat angka sebesar 63 persen ibu tidak pernah edukasi mens ke anak. Kalau edukasi tentang mens terkontaminasi mitos seperti tidak boleh keramas, tidak boleh makan telur dan daging, padahal saat mens perlu makan telur dan daging itu supaya tidak kekurangan darah,” jelas dia.

Berkaitan dengan edukasi tersebut Head of Marketing Feminine Care and Family Care, Softex Ekayani Go mengungkap bahwa pihaknya kembali melanjutkan kampanye sosial dalam mendukung UNICEF Indonesia dan meluncurkan film pendek Ana & The Red Wings sebagai upaya mematahkan stigma seputar pengalaman menstruasi dan mewujudkan kesadaran publik terhadap pentingnya akses kesehatan serta kebersihan menstruasi di Indonesia Timur. 

Film pendek Ana & The Red Wings, terinspirasi dari pengalaman menstruasi pertama para remaja putri di Indonesia Timur dengan segala keterbatasan yang ada. 

ilustrasi remaja

Photo :
  • pexels

Film pendek ini merupakan aspirasi bagi para para remaja putri Indonesia untuk menerima momen menstruasi pertama dengan lebih siap dan percaya diri. Simbolisasi Red Wings yang ditekankan pada film ini, melambangkan suatu tanda pendewasaan.

“Cerita video terinspirasi di Indo timur dengan segala hambatan edukasi dan fasilitas kebersihan, jadi aspirasi remaja putri supaya saat mendapatkan mens pertama mereka siap dan terinspirasi. Itu adalah hal normal buat perempuan menuju kedewasaan,” kata dia.

Selain film terdapat juga sebuah pameran karya Ana & The Red Wings dengan menggandeng seniman lokal Ika Vantiani dan Rachel Ajeng. Pameran karya ini menghadirkan 2 karya inspiratif dan interaktif yang menginterpretasikan simbol Red Wings sebagai lambang menstruasi pertama pada remaja berdasarkan pengalaman, maupun perasaan dari tiap seniman, yang terinspirasi dari film pendek Ana & The Red Wings. Pameran ini digelar mulai Jumat hingga Minggu, 10-12 Maret 2023. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya