Miris, 42 Persen Remaja Putri Tak Bisa Mengganti Pembalut Saat Menstruasi

Ilustrasi pembalut
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lutfi

VIVA Lifestyle – Menstruasi merupakan tahap perkembangan reproduksi remaja perempuan. Namun sayangnya, remaja perempuan khususnya di Indonesia Timur masih belum memiliki pengetahuan tentang manajemen kesehatan reproduksi.

Kenali Penyebab Gangguan Menstruasi, IDI Ciamis Berikan Informasi Pengobatan

Bahkan menurut Water a Sanitation and Hygine (WASH) Specialist UNICEF Indonesia, Muhammad Zainal menjelaskan bahwa 42 persen anak tidak bisa mengganti pembalut mereka.

Ada berbagai alasan di balik itu semua, salah satunya terkait dengan fasilitas sanitasi yang tidak memungkinkan mereka untuk mengganti pembalut.

Kenali Penyebab Nyeri Haid, IDI Deiyai Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Ilustrasi remaja.

Photo :
  • Pixabay/ PublicDomainArchive

“Salah satu yang menjadi hambatan bagi remaja putri yang menstruasi saat sekolah malu buang pembalut bekas. Standar sanitasi yang ramah untuk remaja putri buat pengelolaan sampah, tempat sampah tertutup. Alasan mereka tidak mau ganti pembalut karena ketika buang pembalut ke tempat sampah yang tertutup,” kata dia saat ditemui dalam acara Konferensi Pers Dari Saudari - Ana & The Red Wings Exhibition di Sarinah Jakarta Pusat, Jumat 10 Maret 2023.

70 Persen Keluarga di Desa Ciburayut Bogor Tak Punya Jamban, Akibatnya Air Terkontaminasi Bakteri E Coli

Selain itu, Zainal mengatakan bahwa pengetahuan remaja putri tentang mengganti pembalut yang juga kurang menyebabkan mereka tidak mengganti pembalut.

“Idealnya mengganti pembalut per empat jam. Anak-anak tidak tahu pembalut harus diganti. Kalau pun bisa ganti mereka tidak nyaman karena tidak adanya dukungan sosial seperti tidak adanya toilet terpisah antara laki-laki dan perempuan,” kata dia.

Selain itu pembalut cadangan yang tidak tersedia di sekolah juga menjadi faktor lainnya. 

“Ketika anak menstruasi mereka bingung sekolah tidak sediakan beli di kios jual tidak sesuai. Ketika beli yang jual laki-laki mereka malu, karena di-bully, ‘beli roti ya’,” seperti itu. 

Dalam upaya mengatasi isu tersebut, Softex melalui Kimberly-Clark Foundation memberikan bantuan sebesar 15 miliar rupiah kepada UNICEF Indonesia untuk program penyediaan akses fasilitas air bersih, sanitasi, dan kebersihan yang mempertimbangkan aspek kesetaraan gender dan inklusi sosial serta meningkatkan kualitas hidup remaja putri di Indonesia  promosi dan edukasi tentang kesehatan dan kebersihan menstruasi.

Ilustrasi pembalut wanita

Photo :
  • VIVA/Dhana Kencana

Kerja sama ini akan berjalan hingga tahun 2024, di mana Softex mendukung UNICEF untuk membantu 10.000 remaja putri di Indonesia Timur mengelola menstruasi mereka dengan aman dan higienis serta membantu 80.000 orang, terutama remaja putri, di Indonesia Timur untuk hidup dalam lingkungan yang bersih dan higienis. 

Intervensi perusahaan untuk pengembangan Manajemen Kesehatan Menstruasi (MKM) ini merupakan upaya untuk memberikan dampak bagi masyarakat dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya