2.000 Lebih Tenaga Kesehatan Meninggal Dunia Akibat COVID-19
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA Lifestyle – Maret tahun ini menjadi tahun ketiga kasus COVID-19 pertama kali ditemukan di Indonesia. Kasus pertama COVID-19 diketahui ditemukan pada seorang ibu dan anaknya yang ada di Depok, Jawa Barat.
Selama hampir tiga tahun, hingga Rabu 8 Maret 2023, diketahui ada 160.934 orang meninggal akibat COVID-19. Dari jumlah tersebut, sejumlah dokter juga menjadi korban meninggal.
“Bicara data dari tim COVID-19, bukan hanya masyarakat, sejawat kami juga termasuk saya korban. Saya salah satu pasien seminggu di ICU saya juga trial error pengobatan COVID-19. Jadi saya semuanya bahkan remdesivir. Keganasan covid benar adanya,” kata Bidang Advokasi Tim Mitigasi IDI & Sekjen PB IDI, dr. Ulul Albab, Sp.OG, saat ditemui di kantor PB IDI di Jakarta Pusat, Kamis 9 Maret 2023.
Dokter Ulul melanjutkan, berdasarkan data IDI hingga 8 Maret 2023, tercatat ada 2.172 tenaga medis yang meninggal akibat COVID-19. Angka tersebut didominasi dokter umum disusul dokter obgyn.
Data dokter tercatat 756 orang, kemudian perawat 718 orang, Bidan 421 orang, Ahli gizi / nutrisioni 33 orang, Tenaga Sanitasi Lingkungan 25 orang, Teknik Kardiovaskuler 2 orang, dan terapis gigi dan mulut 25 orang.
Kemudian, Ahli teknologi lab medik 22 orang, perekam medis 13 orang, tenaga kesehatan masyarakat 14 orang, tenaga teknis kefarmasian 40 orang, optometris 11 orang, promosi kesehatan 7 orang, radiografer 24 orang, okupasi terapis 2 orang, terapis wicara 1 orang, elektromedis 12 orang, dan dokter gigi 46 orang.
“Kita beruntung akhirnya per 31 Desember PPKM dicabut. Harapannya bisa dicabut, hidup harus berjalan jadi korban nakes cukup jadi pembelajaran dan cukuplah pelajaran covid ada yang berikan hikmah,” kata Ketua PB IDI, dr. Adib Khumairi,Sp.OTAdib.