Leptospirosis Merebak dan Bisa Sebabkan Kematian, Pahami Gejala Khasnya

Awas bahaya wabah Leptospirosis
Sumber :
  • IG @explore.bantul

VIVA Lifestyle – Leptospirosis tengah merebak di sejumlah daerah di Indonesia yang mengakibatkan gejala berat hingga kematian. Tak sedikit kasus kematian leptospirosis itu, lekat kaitannya dengan keterlambatan penanganan terhadap gejala yang muncul sehingga sudah sulit sembuh dan berisiko kehilangan nyawa.

Dampak Bahaya Duduk Terlalu Lama pada Kesehatan Jantung, Meskipun Aktif Berolahraga

Pengurus IDI Cabang Semarang, Dr dr Muchlis Achsan Udji Sofro SpPD KPTI MKM FINASIM, mengatakan bahwa gejala leptospirosis memang tidak terlalu khas karena mirip dengan penyakit lain seperti influenza hingga demam berdarah. Namun sejatinya, ada perbedaan mencolok pada kasus leptospirosis yang jarang dipahami banyak orang. Scroll untuk info selengkapnya.

"Leptospirosis (gejala) ringan sering disebut malaria, flu, demam berdarah, tifoid. (Bedanya) Ada kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi bakteri leptospiral misal genangan air, tempat tinggal rawan banjir. Lalu, higien per orang kurang bagus, tidak terbiasa cuci tangan. Ada luka terbuka terutama kulit pecah-pecah," kata Ketua Divisi Penyakit Infeksi IDI cabang Semarang, secara virtual, Rabu 8 Maret 2023.

7 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula, Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Ilustrasi tikus.

Photo :
  • Pexels/Ralph

KSM Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi-Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro itu menjelaskan bahwa gejala ringan cenderung tanpa perubahan kulit yang menguning atau pun tak ada perdarahan. Jika sudah menemukan gejala tersebut, disertai demam tinggi mendadak, waspada sudah masuk tahap leptospirosis gejala berat.

Dukung Akses Perawatan Ginjal Kronis, Distribusi Mesin Hemodialisis Segera Jangkau Seluruh Indonesia

"Pasien demam tinggi, ada (kulit) kuning, perdarahan seperti gusi berdarah, muntah darah dan ada gangguan ginjal akut dengan periksa fungsi ginjal, kreatinin meninggi," kata dokter Muchlis.

Bila gejala tersebut muncul, terlebih pasien tinggal di daerah rawan banjir, maka sudah dapat dipastikan terinfeksi leptospirosis. Gejala itu muncul dengan kecenderungan sudah mengancam nyawa dan segera dibawa ke unit gawat darurat di fasilitas kesehatan terdekat.

"Jadi pasien di IGD ada itu, ini leptospirosis berat apalagi pasien dari daerah yang banjir. Segera ke dokter khawatir leptospirosis," tambahnya.

Gejala itu juga disertai cek darah di laboratorium dengan tanda leukosit dan trombosit menurun dari angka idealnya. Maka dari itu, ketika tubuh mulai menunjukkan gejala ringan dengan kontak di daerah rawan banjir, segera ke fasilitas kesehatan terdekat agar ditangani dengan tepat sehingga peluang kesembuhan lebih besar.

"Pengobatan leptospirosis ringan-sedang, 85 persen mudah sekali. Cukup diberikan antibiotik seperti amoksilin yang biasa untuk radang tenggorokan, selama 7 hari pengobatan, sudah selesai. Yang berat, akan diberi injeksi dan diatasi semua organ target yang kena," kata dokter Wachid.

Ilustrasi sakit kepala/demam.

Photo :
  • Pexels/Andrea Piacquadio

Bakteri leptospirosis sendiri dapat menyerang organ-organ vital apabila gejala sudah sangat berat. Tak heran, dapat berdampak fatal karena menargetkan organ seperti jantung, hati, dan ginjal. Maka, tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pertama sudah memahami penanganan cepat untuk mencegah dampak fatal itu.

"Leptospirosis kalau berat bisa nyerang jantung menjadi miokarditis, ke hati menjadi hepatitis, serang ginjal jadi ureum ratusan jumlahnya. Jadi dokter umum standar kompetensinya 4A, bisa diagnosis dan obati. Di puskesmas pun sudah sangat aware terhadap leptospirosis ini," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya