Tahan Buang Air Kecil Bahayanya Sama Seperti Kurang Minum, Apa Itu?
- Freepik/freepik
VIVA Lifestyle – Buang air kecil (BAK) merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan kotoran sehingga fungsi kerja tiap organ akan terjaga. Tak heran, tubuh yang kerap menahan BAK dalam jangka lama dan terlalu sering dilakukan akan berakibat fatal dengan membahayakan kondisi ginjal.
Proses BAK sendiri dilakukan oleh organ ginjal yang berfungsi menyaring zat-zat yang berbahaya untuk dibuang dari tubuh melalui air seni. Maka dari itu, air seni yang dibiarkan di dalam kandung kemih dalam jangka waktu lama dapat berakibat pada pembentukan batu di ginjal. Scroll untuk informasi selengkapnya.
"Risikonya membentuk batu (ginjal). Hampir sama (dampaknya) dengan orang kurang minum. Sehingga kristal di saluran kencing yang harusnya segera keluar, terjadi pengendapan," kata humas Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr Wachid Putranto, SpPD-KGH, FINASIM dalam acara virtual Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2023 oleh Kementerian Kesehatan, Selasa 7 Maret 2023.
Ketika pengendapan kristal terus-menerus terjadi dalam waktu lama dan sering, maka endapan akan terbentuk menjadi bongkahan batu yang menghambat saluran buang air kecil di ginjal. Dampak kedua, dokter Wachid menjelaskan bahwa buang air kecil dapat memicu terjadinya gangguan ginjal akut yang berisiko pada penyakit ginjal kronis di masa depan.
"Kedua, bisa terjadi gangguan ginjal akut," kata dia.
Ginjal sendiri terbagi tiga, dengan dimulai dari pre-renal, renal, dan post-renal. Pada bagian pre-renal, kata dokter Wachid, terjadi gangguan bila tubuh dehidrasi. Kemudian pada renal berisiko terjadi gangguan akibat konsumsi obat yang sembarangan.
"Post renal ini karena penyumbatan. Ada kanker, dan kita anggap, sering nahan kencing pun jadi faktor post-renal karena kencing tertahan dalam jangka lama (jadi sumbatan)," terangnya.
Ginjal lama-kelamaan akan menjadi bengkak karena salurannya terhambat oleh air seni yang membendung. Tak hanya itu, bahaya infeksi saluran kemih pun berisiko mengintai karena air seni sendiri merupakan kumpulan zat berbahaya yang berisi kuman penyebab penyakit.
"Akibat lain, ada infeksi saluran kemih berulang. Urine kan banyak bakteri, lama-lama bakterinya bisa masuk ke ginjal," tambah dia.
Untuk itu, perlu melakukan deteksi dini pada tubuh ketika terlanjur mengalami gangguan pada ginjal. Hal itu dapat dilihat melalui warna dan tekstur urine. Dengan begitu, komplikasi akibat penyakit ginjal itu dapat dicegah.
"Air seni berbusa atau air seni warna merah. Juga pada pemeriksaan ada tensi tinggi. Makanya, penting deteksi dini kalau pasien dengan gangguan ginjal masih stadium awal, bisa dicegah agar tidak ke stadium kronis. Kalau sudah stadium penyakit ginjal kronis, tidak bisa sembuh," kata dia.
"Cegah masalah ginjal dengan hindari minum obat sembarangan, berhenti merokok, kendalikan tensi, gula darah, dan kolesterol," tandasnya.