Pacitan Pemegang Kasus Leptospirosis Terparah di Jawa Timur
- Pexels/Denitsa Kireva
VIVA Lifestyle – Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang berasal dari kencing tikus. Penyakit ini dapat menular ke manusia dengan gejala yang sangat tidak khas, bahkan sering terlewatkan dalam diagnosis.
Tidak hanya menular ke manusia, penyakit ini juga dapat menular ke beberapa jenis hewan lainnya, seperti sapi, kambing, domba, anjing, dan kucing. Scroll untuk info selengkapnya.
Pada sejumlah kasus, penanganan yang terlambat bahkan berakibat pada kematian. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Pacitan, terdapat 5 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 6 orang. Meningkat dari sebelumnya dengan 112 kasus dan 3 kematian.
Menurut Indrata Nur Bayu Aji, Bupati Pacitan, peningkatan kemampuan dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons wabah penyakit ini diperlukan dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit.
Perlu dilakukan penilaian risiko yang dilakukan bersama lintas sektor di daerah. Sehingga kebijakan serta strategi pencegahan dan pengendalian dapat tepat sasaran. Apalagi Leptospirosis sudah berdampak ke ekonomi dan lainnya.
“Penting untuk melakukan deteksi dini terhadap Zoonosis ini agar tidak merambah menjadi wabah seperti halnya COVID-19. Maka penting untuk melakukan kolaborasi yang kuat antar sektor, sehingga dapat memperkuat kapasitas sistem untuk mendeteksi ancaman penyakit yang datang,” ujar Mas Aji sapaan akrab Bupati Pacitan.
Instruksinya dapat ditindaklanjuti agar penyebaran penyakit dapat diminimalisir. Pemerintah Daerah melalui berbagai Instansi juga akan terus memantau perkembangan kasusnya agar dapat menjadi catatan untuk dikaji lebih lanjut,” tegasnya
Sementara itu, dikutip dari berbagai sumber, sebaran penyakit leptospirosis di Pacitan menjadi yang terparah di banding wilayah lain di Jawa Timur. Ratusan orang terjangkit hingga angka kematian tinggi.
Laporan: Agus Wibowo