Sering Disepelekan, Vaksin Dewasa dan Lansia Bisa Cegah Risiko Kematian

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • VIVA/ David Rorimpandey

VIVA Lifestyle – Vaksinasi atau imunisasi kerap diasosiasikan dengan bayi dan balita. Padahal sebenarnya, tak hanya bayi dan balita saja yang butuh vaksin, orang dewasa dan lansia juga membutuhkannya karena bermanfaat untuk kesehatan jangka panjang sebagai pencegahan penyakit berbahaya.

Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan penularan penyakit infeksi dengan membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksinasi juga berperan penting dalam mengeradikasi atau menghilangkan penyakit-penyakit yang zaman dahulu sempat membuat wabah dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Hingga kini, beberapa virus dan bakteri penyebab penyakit tersebut masih memiliki kemungkinan hidup berdampingan dengan kita. Anda masih berisiko terkena penyakit apabila imunitas tubuh Anda tidak diperkuat dengan vaksinasi," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah, dr. Hikmat Pramukti, Sp. PD, dalam keterangannya, dikutip Senin 6 Maret 2023. 

Pelaksanaan vaksinasi (ilustrasi)

Photo :
  • Istimewa

Dokter Hikmat mengatakan bahwa vaksinasi dilakukan dengan menyuntikkan mikroorganisme virus atau bakteri yang telah dilemahkan ke dalam tubuh. Vaksin juga dapat berupa bagian dari mikroorganisme yang telah diolah sedemikan rupa sehingga dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus atau bakteri penyebab penyakit infeksi tertentu. 

"Ketika seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang sudah terbentuk terkena penyakit, kemungkinan besar gejala yang dialami akan lebih ringan dan tidak parah. Dengan kondisi ini, maka perawatan intensif di rumah sakit juga tidak diperlukan. Selain itu, vaksin juga dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit infeksi," terangnya.

Risiko Terinfeksi Penyakit Lebih Tinggi
Saat ini vaksinasi atau imunisasi lebih fokus dilakukan pada bayi dan anak, belum banyak orang dewasa dan lansia yang menyadari pentingnya vaksinasi. Padahal sebenarnya orang dewasa dan lansia masih membutuhkan vaksinasi. 

Bukan tanpa alasan, seiring bertambahnya usia, risiko terinfeksi penyakit menjadi lebih tinggi. Banyak orang dewasa dan lansia mengalami penyakit berat dan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit karena penyakit menular yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin. 

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

"Dengan mendapatkan vaksinasi, Anda membantu memproteksi diri, menurunkan risiko terkena penyakit, dan terhindar dari komplikasi yang berat," tuturnya.

Dokter Hikmat menegaskan bahwa perlindungan dari beberapa vaksin sewaktu bayi dan anak dapat hilang atau berkurang seiring waktu. Beberapa jenis vaksinasi mungkin sudah dilakukan sejak Anda bayi, tetapi kekuatan perlindungan vaksin tersebut dapat berkurang bahkan hilang seiring berjalannya waktu. 

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

Ilustrasi imunisasi.

Photo :
  • Pixabay/dfuhlert

"Karenanya, vaksinasi dewasa diperlukan sebagai booster atau penguat proteksi. Jangan khawatir, tidak ada istilah kondisi “kelebihan dosis vaksin”," jelasnya.

Waspada! Ini 13 Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan

Lebih baik, kata dia, vaksinasi ulang daripada tidak lengkap (lupa riwayat vaksin sebelumnya) yang membuat perlindungan menjadi tidak optimal. Selain itu, vaksinasi dewasa juga dibutuhkan karena Anda mungkin berisiko terhadap penyakit tertentu yang dipengaruhi oleh pekerjaan, gaya hidup, adanya wabah penyakit, atau kondisi kesehatan Anda. Mengingat virus memiliki kemampuan untuk bermutasi dan membentuk penyakit baru, maka penting untuk selalu menjaga imunitas tubuh dari infeksi melalui vaksinasi

Vaksinasi Melindungi Keluarga
Beberapa orang di keluarga atau lingkungan sekitar Anda mungkin tidak bisa mendapatkan vaksin tertentu karena usia atau kondisi kesehatan mereka. Dengan melakukan vaksin, Anda secara tidak langsung turut memberikan perlindungan pada orang-orang yang tidak bisa divaksin. Semakin banyak cakupan vaksin pada suatu lingkungan tertentu, maka dapat terbentuk herd immunity

Herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut. Dengan cara ini, penyebaran penyakit tersebut dapat dikendalikan.

"Jadi, jika Anda dapat menjaga diri dari penyakit tertentu, maka Anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga, teman, pekerjaan, dan melakukan kegiatan favorit Anda di waktu luang," terangnya.

Efek Samping Vaksin Dewasa dan Lansia
Ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis penyakit dalam terkait keinginan untuk mendapatkan vaksinasi dewasa. Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan Anda dan memberikan pertimbangan pemberian vaksinasi. Sama halnya seperti menyiapkan si kecil untuk vaksin, pastikan Anda dalam keadaan yang sehat dan bugar ketika mendapatkan vaksinasi. Kondisi tubuh yang sehat membuat antibodi bekerja lebih efektif dalam membentuk kekebalan tubuh.

Ilustrasi vaksin booster

Photo :
  • VIVA/ David Rorimpandey

"Setelah vaksinasi dilakukan, ada baiknya Anda tidak beraktivitas terlalu berat untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk memberi tubuh Anda waktu memulihkan diri dan meminimalkan kemungkinan efek samping atau reaksi yang mungkin terjadi," jelasnya.

Istirahat setelah divaksinasi memungkinkan tubuh Anda untuk fokus membangun respons kekebalan yang kuat terhadap penyakit tanpa terganggu aktivitas fisik atau stres mental. Selain itu jika Anda mengalami reaksi atau efek samping yang tidak diinginkan dari vaksin, beristirahat akan membuat Anda pulih lebih cepat.

Karenanya, setelah vaksin, ada baiknya Anda mengonsumsi makanan sehat, minum banyak cairan, dan istirahat cukup untuk mengembalikan kondisi kebugaran Anda.

"Beberapa jenis vaksin memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), mulai dari demam hingga nyeri dan kemerahan di area suntik. Apabila terjadi KIPI dengan gejala ringan, mengonsumsi obat antinyeri seperti jenis parasetamol dapat dilakukan," tambahnya.

Waspadai KIPI dengan gejala berat seperti alergi serius yang mengancam jiwa seperti sesak napas, pembengkakan wajah, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, nyeri perut, mual atau penurunan kesadaran. Apabila terjadi kegawatan, jangan tunda untuk mengunjungi unit Emergency rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya