Infeksi Flu Ibu Hamil Picu Bayi Lahir Bibir Sumbing, Kelainan Jantung hingga Spina Bifida
- U-Report
VIVA Lifestyle – Bagi setiap calon orang tua tentu berharap bisa hamil dan melahirkan bayi yang sehat. Namun tidak dapat dipungkiri banyak faktor yang bisa saja menimbulkan risiko ibu hamil tertular penyakit.
Kualitas dan kebersihan lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang bisa menimbulkan penyakit pada ibu hamil. Salah satunya adalah penyakit infeksi akibat virus flu.
Mungkin terdengar sepele namun ternyata penyakit infeksi akibat virus flu dapat membahayakan perkembangan janin dalam kandungan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan peneliti di Hungaria menemukan bayi yang lahir dari ibu yang tertular virus flu dua kali lebih mungkin menderita kondisi seperti bibir sumbing, kelainan jantung, atau spina bifida.
Tim menganalisis 10.000 lembar penelitian dan hampir 100.000 kelahiran, bahwa dalam beberapa kasus terkena flu selama trimester pertama meningkatkan risiko bayi yang belum lahir empat kali lipat.
Asisten dosen di Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Semmelweis, Dr Ákos Mátrai mengatakan bahwa flu pada trimester pertama dapat berdampak serius karena ini adalah periode paling kritis dalam perkembangan janin.
"Oleh karena itu, kami sangat menganjurkan agar setiap calon ibu mendapatkan vaksin flu, bahkan dalam tahap perencanaan kehamilan," kata dia.
Studi ini menambah bukti yang menghubungkan penyakit yang didapat selama kehamilan dengan komplikasi di dalam rahim. Studi yang diterbitkan dalam Journal Viruses mengamati 85.855 kelahiran dari wanita berusia 20 hingga 45 tahun.
Hasilnya menunjukkan risiko total kelainan janin dapat meningkat rata-rata 50 persen (1,5 kali lipat) jika calon ibu terserang flu pada trimester pertama, dibandingkan dengan kehamilan yang sehat.
Dalam perbandingan yang lebih detail, risiko spina bifida bisa meningkat rata-rata 148 persen (2,48 kali).
Kondisi tersebut terjadi ketika tulang belakang dan sumsum tulang belakang tidak berkembang dengan baik di dalam rahim, yang mengakibatkan terbentuknya celah di tulang belakang.
Kebanyakan orang dengan spina bifida dapat menjalani operasi untuk menutup lubang di tulang belakang.
Tetapi sistem saraf biasanya sudah rusak, yang dapat menyebabkan masalah seperti kelumpuhan, inkontinensia usus dan inkontinensia urin, serta kerusakan otak.
Dan rata-rata, risiko terjadinya celah bibir dan langit-langit dapat meningkat dengan jumlah yang sama, juga 2,48 kali lipat. Anak-anak ini sering berjuang dengan kesulitan makan dan dapat mengalami gangguan pendengaran dan masalah bicara.
Kelompok besar ketiga adalah kelainan jantung yang dapat meningkat rata-rata 63 persen (1,63 kali). Dalam hal ini, kemungkinan berkembangnya koarktasio aorta (penyempitan pembuluh darah) dapat meningkat hingga empat kali lipat.
Studi juga melaporkan risiko perkembangan anggota tubuh dan masalah mata yang lebih tinggi. Sementara penelitian lain melaporkan risiko perkembangan ekstremitas dan anomali mata yang lebih tinggi.
Dan penelitian terpisah menunjukkan bahwa flu selama kehamilan meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah.
Dr Ákos menambahkan komplikasi kehamilan yang disebabkan oleh infeksi virus telah menjadi fokus perhatian dalam beberapa tahun terakhir akibat COVID-19, dan ada kekhawatiran yang berkembang bahwa kita mungkin menghadapi pandemi serupa di masa mendatang.
"Dalam penelitian kami, kami menganalisis bagaimana influenza trimester pertama dapat memengaruhi bayi baru lahir. Tiga bulan pertama sangat penting karena sebagian besar organ mereka berkembang," kata dia.
Orang yang hamil lebih mungkin terkena flu dan dirawat di rumah sakit, kata NHS. Ini karena kehamilan secara alami menekan sistem kekebalan Anda, yang merupakan pertahanan tubuh Anda terhadap penyakit.
Penekanan ini meningkatkan risiko infeksi, termasuk flu. Ini terjadi ketika jumlah pasien di rumah sakit mencapai level tertinggi dalam satu dekade Januari ini, setelah lonjakan Natal.