Flu Burung Merebak, WHO Imbau Turis Hindari Berkunjung ke Pasar Basah

Tenaga kesehatan di China memeriksa unggas untuk mencegah penyebaran flu burung.
Sumber :
  • Foto Arsip/Antara Foto

VIVA Lifestyle – Kasus flu burung kini menjadi perhatian banyak pakar, usai pandemi COVID-19 mereda di sejumlah negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini telah memperingatkan turis untuk menghindari sejumlah area berbahaya penularan virus H5N1 dari unggas di negara yang melaporkan kasus flu burung.

Detik-detik Mengerikan Mobil Tabrak Kerumunan di Pasar Natal Magdeburg Jerman

Dikutip laman India Times, WHO menegaskan agar turis yang mengunjungi negara-negara dengan laporan kasus flu burung, harus menghindari sejumlah tempat. WHO mengimbau untuk tak berkunjung ke peternakan, pasar basah, dan area mana pun di mana hewan disembelih untuk menangkal risiko penularan.

Larang WHO ini dilakukan setelah seorang gadis berusia 11 tahun di Kamboja meninggal setelah tertular virus avian influenza A (H5N1). Sementara ayahnya yang terinfeksi tetap diisolasi di rumah sakit, 11 kontak dekat lainnya dinyatakan negatif, kata WHO dalam laporan baru-baru ini.

Impor Ilegal Dituding Jadi Biang Kerok PHK Ratusan Ribu Buruh Tekstil, Wamenaker Buka Suara

Ilustrasi flu burung lewat unggas

Photo :
  • Times of India

Badan kesehatan global tersebut mencatat bahwa penelitian pada dua kasus pada manusia sedang tertunda. Namun, bukti epidemiologis dan virologis yang tersedia menunjukkan bahwa virus flu burung saat ini belum memiliki kemampuan untuk menularkan secara berkelanjutan di antara manusia, dan dengan demikian risiko penyebaran dari manusia ke manusia rendah.

Indomie Sejumlah Rasa Ditarik dari Peredaran di Australia, Indofood Buka Suara

Namun dinyatakan bahwa kasus manusia lebih lanjut diprediksi dapat terjadi. Maka dari itu, langkah kehati-hatian patut dilakukan masyarakat agar flu burung tak berdampak berbahaya bagi dunia.

“Setiap kali virus flu burung beredar di unggas, ada risiko infeksi sporadis atau sekelompok kecil kasus pada manusia karena paparan unggas yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Pelancong ke negara-negara dengan wabah influenza hewan yang diketahui harus menghindari peternakan, kontak dengan hewan di pasar hewan hidup, memasuki area di mana hewan dapat disembelih, atau kontak dengan permukaan apa pun yang tampaknya terkontaminasi kotoran hewan,” kata badan PBB itu.

Menurut WHO, dari tahun 2003 hingga 2023, total 873 kasus infeksi influenza A (H5N1) pada manusia dan 458 kematian telah dilaporkan secara global dari 21 negara.

Di Kamboja, dua kasus H5N1 adalah yang pertama dilaporkan sejak 2014. Pada Desember 2003, Kamboja melaporkan wabah Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1 untuk pertama kalinya yang menyerang burung liar. Sejak saat itu, hingga 2014, kasus manusia akibat penularan dari unggas ke manusia telah dilaporkan secara sporadis di Kamboja.

Ilustrasi flu burung.

Photo :
  • Antara FOTO.

WHO menyarankan langkah pencegahan dengan mencuci tangan secara teratur dan keamanan makanan yang baik serta praktik kebersihan makanan. Juga, memperingatkan terhadap penerapan pembatasan perjalanan atau perdagangan ke negara-negara dengan wabah flu burung.

Ini menekankan pentingnya pengawasan global untuk mendeteksi dan memantau perubahan virologis, epidemiologis, dan klinis yang terkait dengan virus influenza yang muncul atau beredar yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia (atau hewan) dan pembagian virus secara tepat waktu untuk penilaian risiko.

Badan tersebut juga menyarankan orang-orang yang berhubungan dekat dengan unggas untuk mendapatkan vaksinasi influenza untuk manusia di musim rentan flu. Hal ini untuk mengurangi risiko bahwa H5N1 dapat bersatu kembali dengan virus unggas di tubuh manusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya