Disebut Mother of Disease, Obesitas Picu Diabetes Hingga Beberapa Jenis Kanker

lingkar pinggang, obesitas, kegemukan
Sumber :
  • Pixabay/ Bru-No

VIVA Lifestyle – Ahli Gizi, Esti Nurwanti, S.Gz, RD, MPH, Ph.D, mengatakan bahwa mother of disease alias induk atau ibu dari penyakit, berasal dari obesitas. Hal itu karena obesitas bisa berdampak pada banyak penyakit lain. 

Labu Siam dapat Mencegah Penyakit Kanker? Ini Dia Makanan Sehat yang Bisa Jadi Pertahanan Tubuh!

Esti mengungkap, mirisnya, dari tahun ke tahun, angka obesitas terus mengalami peningkatan, terutama di Indonesia. Berapa prevalensinya? Yuk, scroll untuk mengetahui informasi selengkapnya. 

"Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, di antara 10 (orang), pada tahun sebelumnya yang menderita obesitas satu orang, tapi pada tahun berikutnya yang mengalami obesitas dua orang," ujarnya saat Lauching Rasa Baru Flimeal sekaligus Flimty Gandeng Ahli Gizi, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 26 Februari 2023.

Biaya Tersembunyi Diabetes Tipe 2 Bisa Jadi Beban Finansial Berat

Namun, angka tersebut baru menunjukkan kasus obesitas. Jika digabungkan dengan overweight, menurut Esti, dari 10 orang tersebut, terdapat 3 orang yang mengalami obesitas. 

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

"Dan meningkat 5 tahun kemudian jadi 4. Itu data 2018, lima tahun artinya tahun 2023 mungkin juga akan mengalami peningkatan. Mungkin dari 10, ada 5 yang obesitas," kata dia. 

Kondisi overweight sendiri berbeda dengan obesitas. Menurut Esti, overweight indeks massa tubuhnya tidak lebih dari 25. Sedangkan obesitas, indeks massa tubuhnya sudah lebih dari 27.  Namun menurutnya, indeks massa tubuh 25, sudah meningkatkan risiko penyakit. 

Oleh karena itu, Esti menekankan sangat penting menemukan solusi untuk menurunkan angka obesitas. Karena dampak dari obesitas pun tak main-main, mulai dari meningkatkan risiko penyakit jantung hingga berbagai jenis kanker

Risiko penyakit jantung
Obesitas dapat meningkatkan tekanan darah dan kolesterol, serta menyebabkan peradangan dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. 

Diabetes Tipe 2
Esti menjelaskan, sel lemak berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh dan mengurangi sensitivitas insulin. Hal inilah yang kemudian dapat menyebabkan diabetes tipe 2. 

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • Pexels/Nataliya Vaitkevich

"Resistensi insulin sendiri adalah kondisi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efisien," jelasnya.

Kanker
Obesitas juga meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, kanker usus besar dan kanker prostat. Menurut CEO Inovasi Gizi Nusantara itu, kemungkinan karena sel lemak berlebihan dapat memicu peradangan dan merusak DNA. 

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi obesitas?

"Yang bisa dilakukan adalah mengubah perilaku makan. Karena yang paling sulit adalah mengubah perilakunya," tutup Esti Nurwanti. 

Mengenai Flimty yang menggandeng ahli gizi, Dennis Hadi, CEO Flimty menjelaskan, kerjasama yang dijalin berupa kolaborasi dalam pengembangan produk dan pelayanan konsultasi serta edukasi gizi kepada masyarakat. Pengembangan produk ini juga melibatkan jurnal dan profesor pangan terbaik.

“Kerjasama kami bersama ahli gizi sebenarnya sudah dimulai dari 2021. Dan di 2023 ini akhirnya Flimty ingin berdedikasi lebih jauh. Di 2023 ini, kami resmi bekerja sama dengan salah satu lembaga ahli gizi terbaik di Indonesia," pungkas Dennis. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya