Leptospirosis Merebak di Pacitan Jawa Timur, 3 Orang Meninggal Puluhan Lainnya Dirawat

Ilustrasi tikus.
Sumber :
  • Pixabay.

VIVA Lifestyle – Kasus leptospirosis merebak di Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Dalam kurun waktu tiga pekan terakhir, puluhan  kasus warga di Kecamatan itu dikabarkan terinfeksi bakteri leptospira, tiga orang penderitanya bahkan telah meninggal dunia. 

Rumah Dihuni 2 Lansia di Pacitan Hangus Terbakar Disambar Petir, Begini Nasib Keduanya

Kasus pertama leptospirosis ditemukan di Desa Mujing. Ada puluhan penderita di desa setempat dilaporkan reaktif. Salah seorang penderita yang meninggal sebelumnya sempat dirujuk ke RSUD dr Darsono, Pacitan. Sedangkan 2 lainnya karena belum terdeteksi sehingga kondisinya semakin parah. Scroll untuk informasi selengkapnya.

"Ada yang 1 orang sempat dirawat di rumah sakit, tetapi setelah itu meninggal. Hasil sementara karena terinfeksi virus leptospira (kencing tikus),’’ kata Camat Nawangan Sukarwan, dikutip Senin 27 Februari 2023. 

Gunung Semeru Kembali Erupsi dengan Letusan Setinggi 1 Kilometer

Pasca temuan kasus tersebut lanjut Sukarwan, pihak Kecamatan langsung menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama dengan Puskesmas, bidan desa serta masyarakat. Pemerintah Kecamatan meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terkait penyebaran leptospirosis.

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Letusan Capai 700 meter

Hasil penyelidikan epidemiologi juga diketahui bahwa penderita yang meninggal dunia itu memiliki luka pada kakinya. Sehingga, terinfeksi bakteri leptospira ketika berada di sawah.

“Permasalahannya masyarakat yang bertani di sawah itu tidak bersepatu. Diduga karena mungkin kaki mereka luka dan terinfeksi. Apalagi, saat ini musim panen. Sebenarnya, air kotoran tikus itu sudah bercampur dengan air di sawah, tapi ya tidak tau bagaimana menurut medis,’’ lanjutnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya pekan ini  telah mendatangi wilayah endemik. Selama tiga hari, mereka mengambil sampel para penderita leptospirosis. Namun, hasilnya belum ada atau masih dalam pemeriksaan laboratorium.

Sementara itu, berdasarkan pantauan VIVA di lapangan diketahui bahwa tingkat populasi tertinggi tikus ada di Desa Mujing. Sejak awal kasus ini merebak, sampai saat ini jumlah kasus leptospirosis positif di wilayah puskesmas Nawangan ada 24 kasus, tiga penderita di antaranya meninggal dunia.

Laporan: Agus Wibowo

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya