Gemar Makan Ikan Asin Bisa Kena Kanker Getah Bening? Ini Kata Pakar
- U-Report
VIVA Lifestyle – Siapa tak suka dengan kelezatan ikan asin yang sudah akrab di lidah masyarakat Indonesia, apalagi ditambah cocolan sambal terasi dan nasi hangat. Namun, ada bahaya mengintai di balik kelezatan yang menggugah selera itu, salah satunya kanker.
Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Andhika Rachman mengatakan bahwa kanker limfoma hodgkin atau kelenjar getah bening, tak disebabkan hanya satu faktor. Menurutnya, kanker kelenjar getah bening ini bisa dipicu oleh kebiasaan yang dilakukan, termasuk asupan makanan.
Kanker kelenjar getah bening sendiri bisa terpicu akibat penyakit penyerta, seperti virus Epstein-Barr. Siapa sangka, penyakit langka itu berisiko dipicu oleh konsumsi makanan gurih nikmat, yakni ikan asin.
"Virus Epstein-Barr, Ini ada hububgan dengan makanan. Misal ikan asin, ikan asap, daging asap. Akan mudah tumbuh virus epstein-barr. (Penyakit dan makanan ini) tidak hanya sebabkan kanker getah bening tapi juga kanker nasofaring," ujarnya dalam acara virtual World Cancer Day 2023, beberapa waktu lalu.
Virus Epstein-Barr, juga disebut Virus herpes manusia 4 adalah virus dari famili herpes, dan merupakan salah satu virus yang paling umum pada manusia. Banyak orang terinfeksi dengan Virus Epstein-Barr yang sering asimtomatik tetapi umumnya menyebabkan mononukleosis.
Selain itu, kanker limfoma ini akan lebih rentan pada kelompok pengguna Napza atau obat-obat terlarang. Bukan tanpa alasan, para pecandu obat terlarang ini rentan terhadap imunitas yang rendah sehingga kanker kelenjar getah bening akan mudah muncul.
"Limfoma pada penyalahgunaan napza adiktif. Lagi-lagi, ada hubungan dengan imunutas menurun. Pada lenderita pecandu narkoba, mudah kena kanker getah bening. Pada pasien HIV/AIDS, juga karena imunnya terganggu," terangnya.
Kendati begitu, dokter Andhika menyebutkan bahwa tak ada makanan spesifik yang bisa mencegah atau mencetuskan kanker getah bening. Untuk pencegahan pada semua penyakit, termasuk kanker, dianjurkan jalani pola hidup sehat serta kelola stres.
"(Pencegahan) tidak ada makanan tertentu. Tapi untuk mencegahnya perlu istirahat cukup, kelola stres," tambahnya.
Kanker limfoma hodgkin atau dikenal dengan kanker kelenjar getah bening tercatat sebanyak 1.188 kasus baru di dunia pada tahun 2020. Mirisnya, data dari Globocan itu menemukan bahwa angka kematian akibat Limfoma Hodgkin pada tahun 2020 mencapai 363 kasus.
Menurut Andhika, pencetus kanker getah bening sendiri akibat sel darah putih yang berbalik menyerang tubuh. Hal itu dicetuskan oleh berbagai faktor, termasuk berat badan berlebihan atau obesitas.
"Pada pasien yang obesitas, selalu saya minta untuk turunan berat badan, karena dari kondisi itu ada perubahan imunitas dan inflamasi atau peradangan," tuturnya dalam acara virtual World Cancer Day 2023, baru-baru ini.
Obesitas juga, kata Andhika, menyebabkan terjadinya resistensi insulin yang berdampak pada penyakit sistem metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, hingga tekanan darah tinggi. Dengan ditambah penyakit penyerta ini, sel darah putih akan semakin 'berontak' dan berubah sifat menjadi ganas.
"Insulin resisten sindrom berhubungan dengan penyakit metabolik, yang juga berhubungan dengan kolesterol, tensi tinggi pada akhirnya berdampak pada kelenjar getah bening," tambahnya.
Kanker limfoma ini juga sangat lekat kaitannya dengan imunitas tubuh, sehingga kondisi tubuh yang melemah rentan terhadap perubahan sel kanker ini. Tak terkecuali, kondisi stres yang memicu depresi hingga jangka lama, yang berdampak pada sifat sel yang menjadi ganas.
"Stres harus dikelola. Kalau stres aja, santai, nggak sampai depresi, masih aman. Kalau sidah depresi, itu sudah mencetuskan keganasan," tuturnya.