Benjolan Makin Besar di 3 Bagian Tubuh, Waspadai Kanker Kelenjar Getah Bening
- Pixabay/pexels
VIVA Lifestyle – Berbagai jenis kanker sebagian besarnya ditandai dengan muncul tanda berupa benjolan di area tubuh tertentu, termasuk pada kanker limfoma hodgkin atau dikenal dengan kanker kelenjar getah bening. Meski begitu, tak semua benjolan yang muncul dan terasa merupakan bentuk kanker getah bening sehingga butuh memahami tanda yang khas.
Menurut Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Andhika Rachman pada umumnya gejala yang muncul berupa pembesaran kelenjar getah bening di tiga area tubuh. Namun, gejala pembesaran kelenjar yang terasa seperti benjolan ini juga diiringi dengan gejala penyerta lainnya.
"Benjolannya di leher, ketiak, atau pangkal paha, yang dapat disertai B symptoms yaitu demam lebih dari 38 derajat celcius, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot badan lebih dari 10 persen bobot badan selama 6 bulan," tuturnya dalam acara virtual World Cancer Day 2023, Kamis 23 Februari 2023.
Benjolan di kelenjar getah bening ini biasanya terasa di bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah yang besar. Selain itu, gejalanya juga cukup khas dengan bentuk yang awalnya kecil namun perlahan ukurannya bertambah.
"Bagaimana bisa menyatakan kanker getah bening, dia nggak mati, bertambah lagi. Cirinya adalah dia tambah besar dalam waktu singkat. Tadinya sebesar kacang hijau, tambah besar lagi sebesar kelereng, makin lama makin besar," tuturnya.
Limfoma Hodgkin adalah kanker pada sistem kelenjar getah bening, yang merupakan kumpulan jaringan dan organ yang membantu tubuh menyerang infeksi dan penyakit. Menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, terdapat 1.188 kasus Limfoma Hodgkin di Indonesia.
"Kanker ini juga disertai gejala lain seperti gatal-gatal, kelelahan yang luar biasa, dan mengalami intoleransi terhadap alkohol," terangnya.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan, dalam rangka Hari Kanker Dunia 2023 ini, Yayasan Kanker Indonesia menyampaikan pentingnya pemangku kepentingan dan masyarakat bergandeng tangan dalam meningkatkan pengetahuan tentang kanker, mengatasi kesenjangan perawatan kanker dan mendorong pencegahan kanker, termasuk pada kesempatan ini kanker Limfoma Hodgkin.
Ada pun, berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), jenis pengobatan Limfoma Hodgkin diantaranya: kemoterapi, terapi target, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, dan imunoterapi. Sebanyak 20 persen pasien Hodgkin Limfoma yang sudah pernah mendapatkan pengobatan lini pertama masih memiliki kemungkinan kambuh.
Para pasien kambuh ini membutuhkan pengobatan lini kedua yang sesuai untuk kondisi mereka, akan tetapi akses terhadap obat-obatan inovatif yang mereka butuhkan masih terbatas, dan tingkat keterjangkauan juga masih rendah.
“Baru-baru ini pengobatan inovatif terapi target akan segera masuk kedalam skema Jaminan Kesehatan Nasional dimana akan lebih banyak pasien yang akan mendapatkan akses terhadap obat-obatan yang dibutuhkah, terutama untuk para pasien yang memiliki kekambuhan," terang Andhika.