Sarapan Tanpa Karbohidrat, Awas Bikin Anak Jadi Lemot
- Pixabay/ Einladung_zum_Essen
VIVA Lifestyle – Sarapan dengan porsi seimbang dianjurkan para pakar untuk dapat mengisi tenaga serta menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Sayangnya, banyak yang beranggapan bahwa sarapan dapat memicu kegemukan sehingga kerap melewatkannya mau pun dengan porsi yang tak seimbang.
Salah satu yang menjadi kekhawatiran banyak orang adalah dengan sarapan dapat membuat tubuh kelebihan berat badan. Padahal, sarapan justru membantu menjaga berat badan ideal yang tentu diiringi dengan porsi seimbang. Scroll selanjutnya.
"Sarapan yang tidak benar yang membuat gemuk," kata Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Hardinsyah, dalam konferensi pers Sarapan Bergizi oleh Blue Band, di Jakarta.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS, SpGK turut menjelaskan sarapan sangat penting untuk mencegah 'kalap makan' saat siang atau malam. Kondisi makan yang kalap di momen tersebut justru memicu berat badan tak terkontrol. Selain itu, sarapan sangat penting bagi tumbuh kembang anak agar membantu otaknya fokus dan konsentrasi.
"Kalau bisa diajarkan (sarapan) sejak dini, terus diajarkan, jangan bosan, nanti lama-lama anak bisa. Kalau tidak, nanti anak di sekolah nggak bisa mikir. Kalau nggak ada karbohidrat itu, otak jadi lemot," tambah dokter Pudji.
Melalui sarapan seimbang, sumber nutrisi tersebut menjadi bahan bakar yang membentuk sel darah merah sehingga membantu tubuh bertenaga. Sumber karbohidrat sebaiknya pilih yang memiliki indeks glikemik rendah seperti gandum.
"Tentu ada protein, mau telor ceplok, rebus, boleh. Tambah lemak yang bagus untuk otak anak-anak dan memaksimalkan daya tahan tubuhnya. Lemak baik berasal dari omega3 dan omega 6," terangnya.
Lemak baik, misalnya menggunakan margarin untuk menumis, menggoreng atau dioleskan ke roti. Dengan lemak yang mengandung Omega 3 & 6, diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan sel saraf otak dan kualitas jantung. Maka dari itu, sarapan itu merupakan waktu makan paling penting dan menu sarapan harus memiliki gizi yang seimbang.
"Dengan ada lemak baik, makakan juga jadi lebih enak jadi anak nafsu makan. Kebayang kan anak makan rebus-rebusan doang. Tambah sayur dan minum cukup," tandasnya.
Sementara untuk protein nabati seperti tempe dan hewani seperti telur, ayam, ikan, dan daging. Serta sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin. Untuk sumber lemak baik, Dokter Puji menuturkan bahwa bisa ditemukan dari margarin yang mengandung Omega 3 dan 6 untuk menjaga kesehatan sel saraf otak dan kualitas jantung.
"Mau dari anak, remaja, dewasa semua butuh sarapan. (Kalau tidak) Jadi lemot. Kalau tidak sarapan, otak jadi tidak bisa berpikir, anak-anak di sekolah tidak bisa konsentrasi, bawaannya juga lemas," tambahnya.