Pil Kontrasepsi Pria Berhasil Dicoba, Ampuh Cegah Kehamilan Tanpa Kondom

Ilustrasi kondom/alat kontrasepsi.
Sumber :
  • Pixabay/Anqa

VIVA Lifestyle – Pil kontrasepsi untuk pria mungkin selangkah lebih dekat untuk digunakan, menurut sebuah penelitian. Para peneliti menemukan bahwa obat itu 100 persen efektif untuk menghentikan kehamilan yang dilakukan pada tes praklinis ke hewan dan diharapkan dapat segera dicoba pada manusia.

Dianggap Berisiko! 6 Kondisi Kehamilan Ini Disarankan Periksa ke Konsultan Fetomaternal, Apa Itu?

Pil kontrasepsi yang diujicoba pada tikus jantan berhasil mencegah kehamilan setelah dua jam pertama pemakaiannya. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Tetapi efeknya telah hilang sepenuhnya sehari kemudian, sehingga peneliti menyebutnya sebagai fondasi untuk obat jangka pendek yang digunakan pria alih-alih memakai kondom.

5 Tips Sederhana agar Cepat Hamil Secara Alami

"Seorang pria akan dapat minum pil KB selama seks, hanya sesuai kebutuhan," kata Dr Melanie Balbach, dari Cornell University di New York, dikutip laman The Sun.

Pil kontrasepsi pria.

Photo :
  • U-Report
Anak Alergi Susu Sapi? Jangan Salah, Pencegahannya Harus Sejak Hamil hingga Melahirkan

Para ilmuwan telah berusaha mengembangkan pil kontrasepsi pria selama bertahun-tahun, tetapi upaya sejauh ini kerap terkendala karena efektivitas yang rendah dan efek samping yang buruk.

Beberapa pil lain yang menargetkan testosteron hormon seks pria telah ditemukan meningkatkan risiko obesitas dan depresi.

Alternatif saat ini terbatas pada kondom, yang hanya dapat digunakan sekali dan tidak mencegah penuh terhadap kehamilan. Dan tentu saja, jenis vasektomi yang mahal untuk dicoba.

Studi terbaru, yang diterbitkan di Nature Communications, menguji obat yang menghalangi enzim yang disebut larut adenylyl cyclase (SAC) yang membantu sperma untuk bergerak secara efisien.

Ilustrasi berhubungan intim.

Photo :
  • Freepik

Para peneliti menyuntikkan obat yang belum disebutkan namanya ke dalam tikus yang sehat dan memungkinkan mereka untuk kawin selama dua minggu untuk menguji seberapa efektif dan amannya.

"Ini mengurangi kemungkinan kehamilan sebesar 91 persen setelah tiga jam pertama," tulis peneliti.

Tapi, tidak seperti obat potensial lainnya, efeknya benar-benar hilang setelah 24 jam. Ini menunjukkan bahwa pil ini memiliki potensi sebagai kontrasepsi jangka pendek seperti kondom.

"Inhibitor kami bekerja dalam waktu 30 menit hingga satu jam. Setiap kontrasepsi jantan hormonal atau non-hormonal eksperimental membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk menurunkan jumlah sperma atau membuat mereka tidak dapat menyuburkan telur," kata dia.

Sementara obat itu disuntikkan untuk percobaan, temuan awal menunjukkan itu bisa bekerja dengan baik ketika diminum sebagai pil. Para peneliti tidak menemukan dampak kesehatan negatif ketika obat -obatan terus diberikan selama enam minggu.

Penelitian lebih lanjut diperlukan, tetapi jika pengembangan obat dan uji klinis berhasil, para peneliti berharap itu dapat menyebarkan pil kb pria agar tersedia di apotek.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya