Studi: Pernikahan Harmonis Bisa Pangkas Risiko Diabetes

Ilustrasi pasangan.
Sumber :
  • Freepik/lookstudio

VIVA Lifestyle – Menikah dan hidup bersama dengan pasangan memiliki kadar gula darah yang lebih rendah sehingga berisiko rendah terhadap diabetes. Di sisi lain, pasangan yang tidak cocok dan kerap bertengkar justru meningkatkan risiko penyakit diabetes tipes 2. Bagaimana penjelasannya?

Wujudkan Pernikahan Impian yang Sakral dan Berkesan dengan Sentuhan Tradisional

Dikutip laman The Guardian, para peneliti meyakini bahwa tinggal bersama dengan seseorang, terutama pasangan suami istri, menjadi sumber dukungan sosial yang penting bagi orang dewasa di pertengahan hingga akhir hayatnya, demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal diabetes British Medical Journal. Peneliti menemukan manfaat dan dampak dari pernikahan tersebut terlepas dari apakah hubungan itu harmonis atau penuh konflik. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

"Peningkatan pentingnya dukungan untuk orang dewasa yang lebih tua yang hidup sendiri lantaran hubungannya kandas atau karena perceraian atau kehilangan, mungkin menjadi titik awal untuk mengatasi risiko kesehatan, lebih khusus lagi memburuknya regulasi glikemik," ujar Penulis utama, Katherine Ford, sebelumnya dari University of Luxembourg dan sekarang di Carleton University di Ottawa.

Cerita Nadila Ernesta Berjuang Sembuh dari Psoriasis

Studi ini didasarkan pada pekerjaan sebelumnya yang telah mengidentifikasi manfaat kesehatan dari pernikahan dan hidup bersama, terutama untuk orang dewasa yang lebih tua. Bersamaan dengan penelitian yang menyimpulkan bahwa risiko diabetes tipe 2 dikaitkan dengan isolasi sosial, kesepian, dan ukuran jaringan sosial.

Menguak 7 Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan Tubuh

Survei pada 3 ribu peserta
Tim dari Luksemburg dan Kanada menyelidiki kaitan hubungan antara status perkawinan dan kualitas perkawinan dengan tingkat glikemik rata-rata pada orang dewasa yang lebih tua, menggunakan data biomarker dari English Longitudinal Study of Aging (ELSA). 

Ini adalah sampel orang dewasa yang tinggal di Inggris berusia 50 tahun ke atas dan pasangannya, yang memberikan data dua kali setahun, di antaranya peneliti menggunakan data dari 3.335 orang dewasa berusia 50 hingga 89 tahun tanpa diagnosis diabetes sebelumnya antara tahun 2004 dan 2013.

Peserta memberikan sampel darah untuk mengukur kadar glikemik atau glukosa darah rata-rata mereka, dan ditanya apakah mereka memiliki suami, istri atau pasangan dengan siapa mereka tinggal, bersama dengan pertanyaan untuk mengukur apakah hubungan itu saling mendukung atau penuh konflik.

Informasi tentang beberapa faktor lain juga dikumpulkan seperti rincian tentang usia, pendapatan, pekerjaan, merokok, aktif secara fisik, depresi, indeks massa tubuh, dan jenis hubungan sosial lainnya dalam jaringan sosial mereka (anak, keluarga dekat lainnya, teman). Studi ini juga menguji kemungkinan pradiabetes, yang lebih rendah di antara mereka yang menikah atau hidup bersama.

Hasilnya Gula Darah Berkaitan dengan Hubungan Pernikahan
Analisis data dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa orang-orang yang hubungannya berubah, misalnya melalui perceraian, juga mengalami perubahan signifikan dalam kadar gula darah dan kemungkinan pra-diabetes.

ilustrasi pasangan pria dan wanita.

Photo :
  • Pixabay/ Pexels

Tiga perempat menikah atau yang hidup bersama, mereka memiliki gula darah 0,21 persen lebih rendah daripada lajang, yang berarti mereka lebih kecil kemungkinannya terkena diabetes.

Mereka yang tidak memiliki pasangan memiliki lebih banyak kesempatan. Katherine Ford, dari Luxembourg University, mengatakan orang lajang harus mendapat dukungan untuk mengurangi risiko diabetes.

“Hubungan pernikahan berbanding terbalik dengan kadar gula darah terlepas dari dukungan atau ketegangan pasangan," tulisnya.

Namun, kualitas hubungan tidak membuat perbedaan yang signifikan terhadap rata-rata kadar glukosa darah. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki hubungan yang mendukung atau tegang, kurang penting daripada hanya memiliki hubungan sama sekali.

ilustrasi Jogging

Studi: Bukan Pagi, Ternyata Lari Sore Paling Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Tak hanya dapat membantu mereka yang ingin menurunkan berat badan saja. Lari ternyata juga disebut dapat membantu mengontrol kadar gula darah bagi pasien diabetes 2.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024