Kasus Diabetes Anak Naik 70 Kali Lipat Sejak 2010, Begini Kata Menkes
- iStockphoto.
VIVA Lifestyle – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan langkah-langkah pihaknya dalam mencegah peningkatan kasus Diabetes Melitus (DM) pada anak. Salah satu ditekankan Budi yakni pengaturan makanan yang mengandung gula, garam, dan lemak.
Hal ini disampaikan Budi merespons meningkatnya kasus diabetes anak sebanyak 70 kali lipat sejak 2010 berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Scroll untuk info selengkapnya.
"Kami akan fokus ke promotif preventif. Gula, garam, dan lemak ini akan kami atur. Ini mungkin multi sektoral, jadi saya akan bicara dengan pak Menko (Menteri Koordinator) karena sudah menyinggung industri dan sisi ekonomi," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2023.
Budi memastikan, pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan koordinasi dengan kementerian dan lembaga lain dalam pengaturan gula, garam, dan lemak untuk menekan angka diabetes pada anak. Dia mencontohkan, pihaknya sudah mengirimkan surat ke Kementerian Keuangan untuk pengenaan cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK).
Menurut Budi, cukai ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membatasi konsumsi MBDK dan mendorong para pengusaha untuk menciptakan produk MBDK dengan kandungan yang lebih rendah gula lebih sehat.
"Efek lain dari cukai MBDK adalah peningkatan pendapatan negara," kata Menkes.
Selain itu, Budi mengatakan pihaknya akan memperkuat sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia (PMK) Nomor 30 Tahun 2013 dan PMK Nomor 63 Tahun 2015 Tentang Perubahan PMK Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.
Sementara tindakan promotif dan preventif, lanjut Budi, yakni promosi kesehatan dan kampanye Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) dan pengendalian GGL (gula, garam dan lemak). Kemudian deteksi dini dengan pemeriksaan gula darah pada seluruh penduduk usia di atas 40 tahun serta pengembangan jejaring Rumah Sakit pengampunan diabetes melitus.
Lebih lanjut, Budi menyinggung soal data IDAI yang berbeda dengan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) terkait anak terkena diabetes melitus. Pihaknya akan berupaya agar data-data ini bisa diseragamkan.
"Keterbukaan data ini dan single system ini yang mau kita satukan dengan pilar keenam transformasi yang namanya sistem SATU SEHAT. Semuanya nanti jadi satu. Karena begitu saya lihat, data Diabetes Melitus anak ini bervariasi sekali. Ini akan kami rapikan dalam tiga bulan ke depan," kata Budi.