Nunung Srimulat Cemas Jika Kemoterapi, Pahami Jenis Perawatan Kanker Payudara
- Instagram @nungers63.id
VIVA Lifestyle – Nunung Srimulat memberi kabar kurang menyenangkan lantaran didiagnosa mengidap penyakit serius berupa kanker payudara. Diakui komedian 59 tahun itu, berbagai perawatan kanker payudara begitu memicu kekhawatiran dan rasa cemasnya.
"Iya kekuatan saya hanya bisa kembali ke Allah. Saat didiagnosa kanker payudara, saya hanya bisa diam dan pikiran saya cuma operasi, kemo, operasi, kemo. Minta kekuatan aja ke Allah, kembali ke Maha Kuasa," kata Nunung.
Ada pun Nunung didiagnosa mengidap sakit yang mengarah ke kanker payudara. Kepada awak media, Nunung bercerita saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan akhir terkait sakit yang diidapnya itu. Nunung awalnya mengeluhkan ada benjolan di payudara.
Benjolan itu awalnya kecil, namun lama-lama jadi besar dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari Nunung. Maka dari itu, Nunung kemudian pergi ke dokter untuk memeriksaan, hingga akhirnya didiagnosa mengarah ke kanker payudara.
Perlukah Pasien Kanker Khawatir Kemoterapi?
Namun sebenarnya, perawatan kanker payudara sangat beragam dan tak perlu khawatir terlebih ditangani oleh ahli yang profesional. Dikatakan subspesialis bedah mikro rekonstruksi dan onkoplasti dari RS Pondok Indah dr Mohammad Rachadian Ramadan, SpBPRE, SubSpMO(K), pasien tidak perlu khawatir pada perawatan kemoterapi.
Kemoterapi diberikan pada pasien kanker payudara stadium dini atau berupa karsinoma in situ. Sementara stadium lanjut pada kanker payudara, dokter Rachadian menyebutkan bahwa kemoterapi sangat dibutuhkan untuk 'mematikan' sel ganas.
"Ada sel-sel yang bentuknya menyebar, jadi tidak bisa dioperasi seperti dicolek sedikit. Jadi cara membunuhnya adalah dengan kemoterapi dan radiasi," tuturnya dalam acara media di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik itu melanjutkan bahwa terapi kanker payudara diberikan sesuai stadium dan letak sel ganas hinggap sehingga dokter tak akan sembarangan melakukannya. Namun khusus pada kemoterapi, dianjurkan agar sel ganas berupa kanker payudara tidak semakin meluas sehingga harapan hidup pasien meningkat.
"Kemoterapi ini akan membantu untuk membunuh sel-sel kanker yang menyebar tersebut jadi penting untuk survival pasien kanker," jelasnya.
Jenis Perawatan Kanker
Terapi sistemik
Obat yang digunakan untuk mengobati kanker payudara dianggap sebagai terapi sistemik karena dapat mencapai sel kanker hampir di mana saja di dalam tubuh. Beberapa dapat diberikan melalui mulut, disuntikkan ke dalam otot, atau dimasukkan langsung ke dalam aliran darah.
Bergantung pada jenis kanker payudara, berbagai jenis pengobatan dapat digunakan, termasuk kemoterapi untuk kanker payudara, terapi hormon, terapi obat sasaran dan imunoterapi juga untuk kanker payudara.
Terapi Lokal
Beberapa perawatan, seperti pembedahan dan radiasi, bersifat lokal, yang berarti mereka mengobati tumor tanpa memengaruhi bagian tubuh lainnya.
Kebanyakan wanita dengan kanker payudara akan menjalani beberapa jenis operasi untuk mengangkat tumor. Bergantung pada jenis kanker payudara dan seberapa lanjut stadiumnya, Anda mungkin memerlukan jenis pengobatan lain juga, baik sebelum atau sesudah operasi, atau terkadang keduanya.
Terdapat dua tindakan operasi yang bisa dilakukan pada kanker payudara yakni lumpektomi dan mastektomi. Pada mastektomi, dilakukan pembedahan dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang cenderung memicu pergolakan batin para pasien.
"Problem pasca operasi, berdasarkan testimoni pasien. Pertama, tidak nyaman saat berhubungan seksual dengan suami. Tentu saja karena ada suatu yang hilang. Istri tidak percaya diri," tutur dokter Subspesialis bedah mikro rekonstruksi dan onkoplastik itu.
Dokter Rachadian melanjutkan bahwa kondisi pengangkatan seluruh jaringan payudara itu bisa berdampak pada rasa nyeri lantaran bagian tersebut sangat sensitif. Selain itu, ada kekhawatiran dalam menyesuaikan pakaian karena tubuh tidak lagi estetik. Maka, salah satu cara dalam mengatasinya dengan bedah plastik rekonstruksi.
"Tidak nyaman saat olahraga, rata-rata pasien disumpel silikon dengan pakai bra ukuran sama. Breast pad (silikon) nggak nyaman dipakai saat olahraga. Kalau pakai baju fitness juga lebih ngepres bajunya. Sumpelannya bisa loncat dari bra," sambungnya.