Kasus Flu Meningkat 2 Kali Lipat, Jepang Siagakan Status Epidemi
- Freepik/freepik
VIVA Lifestyle – Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan bahwa jumlah pasien flu di Jepang dalam sepekan, per 29 Januari 2023, telah mencapai tingkat peringatan epidemi di negeri Sakura untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.
Dikutip laman The Statement, Senin 6 Februari 2023, menurut data yang dikeluarkan oleh Institut Nasional Penyakit Menular, jumlah rata-rata pasien per institusi medis secara nasional mencapai 10,36, melampaui tolak ukur tingkat peringatan 10 per institusi. Tingkat peringatan menunjukkan kemungkinan terjadinya epidemi dalam empat minggu mendatang. Scroll untuk berita selengkapnya.
Sekitar 5.000 institusi medis yang dipantau secara teratur di 47 prefektur Jepang melaporkan total lebih dari 51.000 kasus influenza selama periode tujuh hari. Menurut prefektur, jumlah per rumah sakit adalah yang tertinggi di Okinawa sebesar 41,23, diikuti oleh Fukui sebesar 25,38, Osaka sebesar 24,34, dan Fukuoka sebesar 21,70.
Para ahli setempat memperingatkan bahwa infeksi flu dapat menyebar lebih jauh tidak seperti tahun-tahun normal setelah penanggulangan COVID-19 yang ketat tampaknya membantu menjaga infeksi flu pada tingkat yang cukup rendah pada tahun 2021 dan 2022.
Adapun laman Japan melaporkan bahwa musim influenza telah dimulai di enam dari 47 prefektur negara itu. Keenam prefektur, termasuk Iwate, Tokyo dan Kumamoto, mengalami peningkatan jumlah pasien flu per rumah sakit di atas ambang satu dalam seminggu hingga Minggu.
Kasus Flu Anak Berdampak Ensefalitis
Angka di atas menandakan awal dari epidemi. Sebuah survei oleh kementerian mencakup sekitar 5.000 rumah sakit yang dipantau secara teratur di seluruh negeri. Jumlah nasional pasien flu dua kali lipat dari minggu sebelumnya menjadi 2.592. Jumlah per rumah sakit mencapai 0,53.
Dari 53 pasien flu yang dirawat di rumah sakit sejak September 2022, anak-anak berusia di bawah 10 tahun mencapai lebih dari 40 persen. Anak kecil dapat mengembangkan ensefalopati setelah terkena flu.
Sistem Kekebalan Menurun Usai Pandemi
Jepang tidak mengalami musim flu selama dua tahun terakhir dan jumlah orang yang memiliki kekebalan diyakini turun secara signifikan. Kementerian kesehatan sedang mempersiapkan wabah flu dan COVID-19 secara bersamaan, termasuk dengan meningkatkan sistem perawatan medis di seluruh negeri untuk menerima hingga 900.000 pasien setiap hari.
Jumlah pasien flu dikatakan mencapai puncaknya 6-8 minggu setelah dimulainya epidemi, kata menteri kesehatan Katsunobu Kato pada konferensi pers, menyerukan orang untuk mengambil tindakan pencegahan infeksi dasar, seperti memakai masker.