Sulit Jaga Kolesterol, Wanita Berisiko Tinggi Kena Kanker Payudara

Ilustrasi payudara
Sumber :
  • Pixabay/ Foundry

VIVA Lifestyle – Menjaga kadar kolesterol tubuh dalam kisaran yang sehat membantu menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Tidak hanya itu, kolesterol yang tak stabil atau cenderung tinggi, bisa berkaitan erat dengan kanker payudara bagi para perempuan.

Identitas Mayat Wanita Tanpa Kepala di Muara Baru Terkuak, Diduga Dibunuh

Kolesterol adalah zat mirip lemak yang membantu tubuh membangun sel, dan membuat vitamin dan hormon lainnya. Ini dikategorikan sebagai kolesterol "baik" atau "jahat". HDL (high-density lipoprotein) baik, dan LDL (low-density lipoprotein) buruk. Scroll untuk info selengkapnya.

Terlalu banyak jenis yang buruk, atau tidak cukup jenis yang baik, meningkatkan risiko kolesterol, perlahan-lahan menumpuk di dinding bagian dalam arteri yang memberi makan jantung dan otak.

Aktivitas Olahraga Ringan Ini Bantu Lansia Cegah Stroke

Ilustrasi serangan jantung/stroke.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

Merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu dapat menyebabkan terlalu banyak kolesterol dalam tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan negatif seperti serangan jantung dan stroke.

Polisi Kerahkan Satuan K-9 Dalam Pencarian Kepala Jasad Wanita Tanpa Identitas di Muara Baru

Jika Anda berjuang dengan kolesterol tinggi kronis, terutama para perempuan, akan berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara dan mendapatkan efek yang lebih buruk. Hingga saat ini, para ahli medis tidak sepenuhnya memahami hubungan antara keduanya, tetapi penelitian terobosan terbaru mulai mengungkap lebih banyak alasan terkait keduanya.

Sebuah studi baru dari para peneliti di Duke Cancer Institute menunjukkan bahwa sel kanker payudara menggunakan kolesterol untuk mengembangkan toleransi terhadap stres, membuat sel lebih tangguh dan cenderung mati. Saat sel kanker bergerak dari tumor aslinya, mereka menjadi stres dan "melahap" kolesterol sebagai respons terhadap stres. 

Sebagian besar dari mereka mati, tetapi yang bertahan hidup menjadi lebih kuat dan lebih tahan terhadap stres. Lebih buruk lagi, mereka berkembang biak dan bermetastasis, atau menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Dengan menemukan kaitan ini, berarti dokter dapat berupaya mengembangkan terapi yang menargetkan proses ini dan menciptakan pengobatan yang lebih baik untuk kanker payudara stadium lanjut. Banyak pasien dengan kolesterol tinggi diobati dengan statin, kelompok obat penurun kolesterol yang paling umum. 

Sebuah studi dari Inggris menemukan bahwa wanita dengan kolesterol tinggi memiliki tingkat kanker payudara yang jauh lebih rendah dan kematian yang lebih baik, dan menunjuk ke statin sebagai kemungkinan alasannya. Belum jelas apakah ini karena efek pencegahan statin atau aspek lain dari pengobatan dan pertumbuhan kanker, dan penelitian terus mencoba untuk lebih memahami kaitan ini.

Ilustrasi kanker payudara.

Photo :
  • Pixabay/pexels

Seiring penelitian berlanjut, ingatlah bahwa kebiasaan makan yang sehat, olahraga teratur, dan menurunkan kolesterol LDL, semuanya bermanfaat untuk pencegahan kanker, serta meningkatkan kehidupan Anda secara keseluruhan dan mencegah masalah kesehatan serius lainnya. Mammogram seringkali dapat menemukan atau mendeteksi kanker payudara sejak dini ketika paling dapat diobati.

Sebelumnya diberitakan, dalam mencegah terjadinya keparahan kanker payudara dibutuhkan deteksi dini dengan alat akurat seperti mammogram. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin akan memenuhi kebutuhan mammogram di semua kabupaten/kota.

Menkes Budi mengatakan kanker yang paling banyak menyebabkan kematian pada wanita adalah kanker payudara. Deteksi dini adalah cara paling tepat untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut.

“Kanker lebih baik dideteksi sedari dini jangan dideteksi setelah stadium 3 atau 4. Deteksinya yang paling gampang adalah dengan Sadanis (periksa payudara secara klinis) dan Sadari (periksa payudara sendiri). Tapi kalau yang standar WHO itu harus menggunakan mammogram,” ujar Menkes Budi di acara pinkwalk skrining payudara, beberapa waktu lalu.

Ketersediaan alat mammogram di Indonesia masih sedikit dibandingkan dengan Australia dan Thailand. Dari 3 ribu rumah sakit di Indonesia, yang memiliki mammogram hanya 200 rumah sakit. Dikatakan Menkes Budi, pemerintah sudah berkomitmen sampai tahun 2024 seluruh rumah sakit provinsi di Indonesia akan dilengkapi dengan alat mammogram. 

“Dari 514 kabupaten/kota kita, yang punya mammogram di bawah 100 kabupaten/kota. 80 persen wanita Indonesia tidak bisa dideteksi kanker payudara,” ucap Menkes.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya