Anak Hobi Konsumsi Kopi Susu, Apakah Bisa Berisiko Diabetes?

Ilustrasi es kopi susu.
Sumber :
  • Freepik/valeria_aksakova

VIVA Lifestyle – Kopi susu adalah salah satu jenis minuman kekinian yang mudah didapat dengan harga terjangkau. Rasanya yang menyegarkan membuat banyak orang menyukai kopi susu termasuk anak-anak. Namun hati-hati, ada bahaya tak kasat mata yang mengintai.

Dijalankan Januari 2025, Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Rp 15.000 per Anak

Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Muhammad Faizi, SpA(K), ikut menyoroti kasus yang sempat viral di mana seorang anak diberikan kopi susu oleh ibunya sendiri. Kopi susu yang terlihat tanpa gula itu dianggap berkhasiat bagi anak karena memiliki kandungan susu yang dinilai baik untuk tumbuh kembang anak. Scroll untuk info selengkapnya.

Namun, tak sedikit yang mengkhawatirkan bahaya dari asupan kopi susu pada anak, termasuk penyakit diabetes. Menurut dokter Faizi, bahaya diabetes yang mengintai pada anak yang gemar konsumsi kopi susu, belum ada basis penelitian sains.

Studi: Bukan Pagi, Ternyata Lari Sore Paling Ampuh Turunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • Pexels/Nataliya Vaitkevich

"(Kopi susu memicu diabetes?) Enggak ya. Kopi susu sangat tergantung dari jumlah karbohidratnya," tuturnya dalam acara virtual, Rabu 1 Februari 2023.

Polisi Cek Kondisi Anak 9 Tahun Usai Dianiaya dan Dipaksa Minum Miras oleh 4 Pria di Tangerang

Dokter Faizi menambahkan bahwa asupan kopi susu per gelasnya harus dihitung jumlah kalori secara keseluruhan. Sayangnya, informasi gizi tersebut belum ada. Namun untuk susu sendiri, kata dokter Faizi, sebenarnya mengandung 60-70 kilo kalori per 100 cc sehingga tidak berisiko besar pada diabetes.

"Susu secara seimbang, secara dasarnya 60-70 kilo kalori per 100 cc. Tapi ini tergantung berapa banyak anak (konsumsi) sehari. Total kalori yang dihitung. Tapi hubungan kopi dan diabetes, tidak ada," jelasnya.

Kendati begitu, bahaya lain pada kopi susu yang dikonsumsi anak cenderung pada jangka panjang sebagai efek dari kafein kopi. Kafein tersebut yang tidak baik bagi anak karena dapat berdampak pada sistem saraf anak, yang sangat dibutuhkan di masa pertumbuhannya.

"Tapi kandungan kafein itu tidak baik untuk anak. Kafein itu karena stimulator, sistem saraf pusat tentu jangka panjang untuk anak tidak dianjurkan," tambahnya.

Ilustrasi gambar anak yang sedang mengkonsumsi makanan cepat saji

Photo :
  • vstory

Dokter Faizi menyarankan agar anak-anak diberikan asupan kalori yang sesuai kebutuhan dari porsi gizi seimbang sehingga terhindar dari masalah pada tubuhnya. Agar anak terhindar dari diabetes pun, dianjurkan hindari junk food dan diberikan gizi seimbang dari karbohidrat, lemak, protein, sayur dan buah.

"Karbohidrat 50 persen, lemak 35 persen, protein 20 persen. Dianjurkan protein hewani memang. Jadi itu ya mungkin, jangan makan gula banyak, itu bener juga. Karena nanti akan buat insulin naik. Ada karbohidrat, nggak hanya gula ya, nasi tepung akan hasilkan gula di tubuh. Apalagi cemilan itu nggak ada berhentinya, jadi harus seimbang," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya