Minum Jus Jeruk Sebelum Makan Ternyata Berbahaya, Begini Baiknya
- Pixabay/JESHOOTS
VIVA Lifestyle – Bagi banyak orang, jus jeruk menjadi bagian pokok dari menu sarapan mereka. Tinggi antioksidan dan vitamin C, jus jeruk dipercaya memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun sayangnya, minuman ini bisa berdampak negatif pada sistem pencernaan, tergantung kapan Anda meminumnya.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism mengungkapkan bahwa fruktosa - gula yang ditemukan dalam buah - terutama diproses oleh usus kecil dan bukan hati seperti yang dihipotesiskan sebelumnya. Scroll untuk info selengkapnya.
Tim peneliti dari Universitas Princeton di AS, menemukan bahwa minuman manis dan makanan tinggi gula olahan membanjiri usus kecil dan tumpah ke hati untuk diproses. Namun ternyata, usus kecil mampu mengolah gula ini lebih baik setelah makan. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi fruktosa setelah mengonsumsi makanan sehat.
Studi yang ada telah menunjukkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan bisa berbahaya, terutama bagi hati. Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit hati berlemak yang bisa berakibat fatal.
"Ada perbedaan fisiologis yang mendasar dalam bagaimana jumlah gula yang lebih kecil dan lebih besar diproses dalam tubuh," kata pimpinan studi, Joshua D Rabinowitz, dikutip Express, Rabu 1 Februari 2023.
Sebagai bagian dari penelitian, tim menganalisis bagaimana cara tikus mencerna fruktosa dan glukosa. Mereka menemukan bahwa lebih dari 90 persen fruktosa dibersihkan oleh usus kecil hewan ini.
"Kami dapat menawarkan beberapa jaminan - setidaknya dari penelitian hewan - bahwa fruktosa dari buah-buahan dalam jumlah sedang tidak akan mencapai hati," kata dia.
Namun diperkirakan, usus kecil bisa kewalahan dengan gula jika mengonsumsi sekaleng soda atau segelas besar jus jeruk. Para peneliti mengamati, kelebihan fruktosa yang tidak diserap oleh usus kecil terus berlanjut melalui usus ke dalam usus besar. Akibatnya akan bersentuhan dengan flora makrobiotik alami dari usus besar yang dikenal sebagai mikrobioma.
"Mikrobioma dirancang untuk tidak pernah melihat gula. Seseorang dapat makan karbohidrat dalam jumlah tak terbatas, dan tidak akan ada molekul glukosa yang masuk ke mikrobioma," tutur Rabinowitz.
"Tapi begitu Anda minum soda atau jus, microbiome melihat nutrisi yang sangat kuat yang dirancang untuk tidak pernah terlihat," sambungnya.
Studi tersebut juga menyimpulkan bahwa usus kecil membersihkan fruktosa lebih efisien setelah makan.
"Kami melihat bahwa memberi makan tikus sebelum paparan gula meningkatkan kemampuan usus kecil untuk memproses fruktosa. Dan itu melindungi hati dan mikrobioma dari paparan gula," pungkasnya.
Oleh karena itu, para peneliti percaya bahwa saat bangun tidur atau beberapa jam setelah makan terakhir, Anda sangat rentan terhadap fruktosa.