Indonesia Posisi Ketiga Kasus Kusta Tertinggi Selama Dua Dekade

Penderita kusta
Sumber :
  • vstory

VIVA Lifestyle – Kasus kusta di Indonesia perlu menjadi perhatian masyarakat luas. Di tahun 2021 lalu Indonesia diketahui berada di posisi ketiga setelah India dan Brazil dalam penemuan kasus kusta tertinggi. Dengan demikian diketahui bahwa selama lebih dari 2 dekade Indonesia menempati posisi ketiga. 

Bisakah Terapi Stem Cell Sembuhkan Pengapuran Tulang?

Sementara itu untuk data nasional Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Dr. Imran Pambudi menyebut kasus Kusta yang terdaftar ada sebanyak 15.052 kasus. Sementara 12.095 kasus kusta baru di tahun 2022 lalu. Tercatat juga ada kasus baru kusta di 471 dari 514 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Scroll selanjutnya ya.

“Proporsi kasus baru tanpa cacat 83 persen, proporsi kasus baru cacat  tingkat dua masih 6 persen sementara itu proporsi kasus baru pada anak hampir 10 persen atau 9,8 persen,” kata Imran dalam acara Konferensi pers NTDs Day, Senin 30 Januari 2023 di Kemterian Kesehatan, Jakarta. 

Jangan Putus Asa! Meski Harus Jalani Pengobatan Seumur Hidup, Tingkat Kesuksesan Penanganan Talasemia Capai 95 Persen

Ilustrasi penyakit kusta.

Photo :
  • U-Report

Menurutnya, untuk anak yang mencapai hampir 10 persen menunjukkan adanya masih terjadinya penularan di masyarakat. Masih ada orang tua yang belum diobati sehingga anak tertular. Sementara itu, sebanyak 6 persen kasus baru cacat tingkat dua ini menandakan bahwa keterlambatan penanganan kusta. 

Prabowo Puji Pengendalian Inflasi RI: Sangat Jarang dalam Sejarah Dunia

“Jadi memang perlu awarness kepada masyarakat nakes terkait dengan ini,” ujarnya.

Sementara itu lima kasus kusta terbanyak ada di daerah Papua Barat, Maluku Utara, Papua, Maluku dan Sulawesi Utara. 

Ilustarasi penyakit Kusta

Photo :
  • Pixabay/tantetati

Di sisi lain, Iman menjelaskan, di tahun 2020-2021 memang sempat terjadi penurunan. Hal ini dikarenakan pandemi COVID-19 yang menyebabkan orang takut untuk datang ke puskesmas. 

“Bukan turun kasusnya tapi penemuan kasusnya menurun, di 2022 kita mulai kembali lagi. Sementara cacat tingkat 2 mengalami kenaikan inline karena terlambat dideteksi makanya meningkat. Sementara untuk proporsi kasus tanpa cacat itu relatif cenderung menurun,” kata Imam. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya