5 Penyakit Kulit yang Jarang Diketahui Masyarakat Awam dan Perlu DIwaspadai
- Times of India
VIVA Lifestyle – Berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi Indonesia (Perdoksi), terdapat 3 ribu estimasi macam penyakit yang berhubungan dengan penyakit kelamin dan kulit.
Dari sekian banyaknya penyakit kulit, ternyata ada beberapa di antaranya yang masih jarang diketahui oleh masyarakat awam dan perlu diwaspadai. Apa saja penyakit kulit tersebut? Scroll ke bawah untuk simak artikel selengkapnya.
1. Manifestasi kulit pada pasien COVID-19
Serangkaian kasus dari seluruh dunia telah mengidentifikasi manifestasi dermatologi potensial dari penyakit COVID-19. Frekuensi (berkisar antara 0,2 hingga 20,4 persen kasus) dan waktu manifestasi kulit dari COVID-19 sulit dipastikan.
Belum jelas juga hubungan manifestasi kulit tertentu dengan tingkat keparahan penyakit. Selain itu, tidak dapat dikesampingkan bahwa pada beberapa pasien temuan kulit yang diamati mungkin merupakan reaksi kulit terhadap berbagai perawatan yang digunakan untuk COVID-19.
Dilansir dari UpToDate pada Jumat, 27 Januari 2023, registri COVID-19 American Academy of Dermatology, sebuah kolaborasi antara American Academy of Dermatology dan International League of Dermatologic Societies, diketahui sedang mencoba untuk menyusun kasus dan mendefinisikan manifestasi kulit dari COVID-19.
Di antara 171 pasien COVID-19 yang dikonfirmasi laboratorium dengan manifestasi kulit dari registri, yang paling sering dilaporkan adalah ruam morbiliformis (22 persen), lesi akral seperti pernio (18 persen), urtikaria (16 persen), eritema makula (13 persen) , erupsi vesikuler (11 persen), erupsi papulosquamous (9,9 persen) dan purpura retiform (6,4 persen).
2. Scabies
Scabies pada manusia adalah infestasi parasit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var hominis. Tungau mikroskopis menggali ke dalam kulit dan bertelur yang pada akhirnya memicu respons imun inang yang menyebabkan rasa gatal dan ruam hebat pada kulit, seperti yang dilansir dari WHO.
Infestasi scabies mungkin diperumit oleh infeksi bakteri yang menyebabkan perkembangan luka kulit dan menjadi penyebab perkembangan konsekuensi yang lebih serius seperti septikemia, penyakit jantung dan penyakit ginjal kronis.
3. Leprosy atau kusta
Leprosy atau dikenal juga sebagai kusta adalah infeksi bakteri kronis dan progresif yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Ini terutama mempengaruhi saraf ekstremitas, kulit, lapisan hidung dan saluran pernapasan bagian atas. Kusta juga dikenal sebagai penyakit Hansen. Penyakit Hansen menghasilkan borok pada kulit, kerusakan saraf, dan kelemahan otot. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan parah dan kecacatan yang signifikan.
4. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik adalah jenis eksim yang paling umum, kondisi kulit yang membuat gatal dan meninggalkan bercak merah. Biasanya eksim tersebut bisa menyerang di wajah, lengan dan kaki. Meskipun paling sering terjadi pada anak-anak, penyakit ini juga menyerang sekitar 18 juta orang dewasa. Ruam cenderung melebar dan hilang, tetapi kemudian dapat kembali lagi.
5. Infeksi kulit
Penyakit kulit selanjutnya adalah infeksi kulit. Infeksi berbeda dengan ruam, di mana ruam sendiri adalah area kulit yang bengkak atau teriritasi. Meskipun ruam bisa menjadi gejala dari beberapa infeksi kulit, orang yang mengalami ruam belum tentu mengalami infeksi. Ada empat jenis infeksi kulit antara lain bakteri, virus, jamur dan parasit.