Konsumsi Ikan Ternyata Mampu Cegah Infeksi COVID-19 Varian Kraken
- pixabay
VIVA Lifestyle – Subvarian baru COVID-19 Omicron XBB 1.5 atau Kraken telah terdeteksi satu kasus di Indonesia dengan tanpa gejala. Tak sedikit yang khawatir akan terinfeksi varian baru tersebut yang dianggap lebih menular dibanding varian sebelumnya, sehingga banyak yang mencari cara pencegahannya, termasuk dengan konsumsi ikan. Bagaimana faktanya?
Guru Besar Ilmu Gizi IPB University dan Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, mengatakan bahwa konsumsi ikan di Indonesia masih sangat rendah, disertai minimnya edukasi mengenai manfaat protein hewani tersebut. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.
Faktanya, rutin mengonsumsi ikan ternyata bermanfaat dalam menjaga imunitas sehingga mencegah penularan berbagai jenis infeksi, termasuk varian baru COVID-19.
Salah satu kandungan yang tinggi di dalam ikan yaitu protein hewani, yang lebih baik dibanding protein nabati. Protein hewani ini, kata Prof Hardinsyah, mampu melancarkan peredaran darah sehingga mencegah beragam penyakit. Selain itu, ikan pun memiliki kadar vitamin D yang tinggi yang baik bagi imunitas.
"Protein dan vitamin D untuk jaga imunitas. Menghadapi infeksi apapun, imunitaslah yang bagus, mau dari bakteri atau virus," kata Prof Hardinsyah dalam press launch Sarden ABC Bumbu Serundeng Siap Goreng, di Jakarta, Kamis 26 Januari 2023.
Ada pun, vitamin D sendiri sebenarnya sangat dibutuhkan di era pandemi COVID-19 dengan manfaat mampu meningkatkan tingkat imunitas tubuh. Di dalam ikan, vitamin D yang terkandung sangat tinggi dibanding harus mengonsumsi dari suplemen. Apalagi, vitamin D di dalam ikan pun natural dibandingkan dari suplemen.
"Salah satunya, tingkat vitamin D dari ikan ini ada 30 persen kebutuhan. Total vitamin D 35 gram di ikan ini, artinya kalau 3 kali makan, berarti 90-100 gram, memenuhi kebutuhan vitamin D," paparnya.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, target AKI Nasional 2022 adalah 59,53 kg/kapita/tahun dan ditargetkan meningkat menjadi 62,5 kg/kapita/tahun pada 2024. Selaras dengan hal ini, pemerintah terus menggelorakan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan untuk membangun kesadaran gizi masyarakat dengan meningkatkan konsumsi ikan.
"Ikan juga mengandung protein yang penting untuk pembentukan asam lemak, enzim, hormon," tuturnya.
Prof Hardinsyah mengatakan, berbagai penelitian membuktikan konsumsi ikan yang cukup pada ibu hamil berpengaruh pada pencegahan stunting hingga berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan saraf otak janin dan anak. Selain itu, kebiasaan konsumsi ikan yang cukup setiap hari turut mencegah penyakit jantung koroner, yang kejadiannya selama dekade terakhir meningkat di Indonesia.
Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat dalam mendukung edukasi dan kampanye makan ikan sehingga terjadi peningkatan makan ikan yang berdampak pada kualitas gizi masyarakat yang lebih baik. Ikan, termasuk ikan sarden, sebagai salah satu pangan bergizi, mempunyai berbagai manfaat bagi kesehatan dan kecerdasan serta pemenuhan kebutuhan gizi.
"Sarden merupakan sumber protein yang juga mengandung kebaikan vitamin D yang berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan pembentukan tulang. Selain itu juga mengandung vitamin B3, B12 mineral kalsium dan fosfor, serta asam lemak DHA, Omega 3 dan 6. Vitamin B12 turut berperan dalam pembentukan sel darah merah untuk mencegah anemia," tandasnya.