Dokter Boyke Sebut Onani Sehat, Jika Tidak Dikeluarkan Malah Berisiko Kena Prostat
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Ahli seksolog Tanah Air dokter Boyke memiliki gaya nyentrik pada saat menyampaikan pesan seks edukasi. Berbicara soal onani, dokter Boyke ungkap bahayanya jika kecanduan. Bahkan menurut dokter Boyke jika pasangan cenderung melakukan onani berlebihan justru akan mengurangi nafsu dan gairah seksual.
Meski begitu, ia menyarankan untuk mengeluarkan sperma dua atau seminggu sekali. Hal ini agar terhindar dari penyakit prostat. Begini ungkapan dokter Boyke.
Bahaya Onani
Sebagai dokter sekaligus pakar seksolog, dokter Boyke memang sering membagikan informasi penting untuk para pasangan suami istri yang baru saja menikah atau yang sudah lama menikah soal edukasi seks.
Berbicara soal onani, ternyata keseringan melakukannya sangat beresiko tinggi. Menurut dokter Boyke, ada beberapa aspek yang akan terganggu jika seseorang keseringan melakukan onani.
“Orang-orang yang kebiasaan onani terlalu sering, itu ketika dia udah nikah sama istrinya gak terlalu doyan. Dia lebih doyan dengan tangannya, jadi kawin sama tangan bukan kawin sama perempuan,” kata dokter Boyke dikutip dalam tayangan YouTube Samara TV.
Onani tiga kali sehari tidak diperkenankan, begitu juga hubungan badan suami istri yang berlebihan. Sebab sama-sama tidak ada perasaan jika terlalu banyak. Alhasil konsentrasi menurun dan tidak produktif dalam bekerja.
“Kalau misalnya onani kan dengan menggunakan tangan tidak ada perasaan, kalau dengan suami istri juga kalau terlalu banyak juga tetap saja. Gak bisa ngapa-ngapain gak bisa konsentrasi akhirnya tidak produktif dalam bekerja,” sambungnya.
Onani Sehat
Kata dokter Boyke, Onani bisa dikatakan sehat bagi seseorang yang memang belum kawin atau masih kondisi single. Juga, dilakukan tidak secara berlebihan.
“Onani sehat. Tapi kalau yang belum kawin ya, yang belum kawin asal engga berlebih-lebihan kaya minum obat, misalnya sehari tiga kali, itu berlebihan,” kata dokter Boyke.
Kata dokter Boyke, sperma diproduksi selama 3 hari. Oleh sebab itu jika dikeluarkan tidak bermasalah. Seminggu atau dua minggu dikeluarkan pun tidak beresiko. Tapi jangan sampai sehari tiga kali.
“Seminggu dua kali (dikeluarkan) oke, tapi kalau sampai tiap hari karena kebanyakan nonton blue film, kebanyakan nonton yang begitu-begituan akhirnya kepengen terus kamu bisa sakit daya tahan tubuhnya menurun,” imbuhnya.
Efek sperma tidak dikeluarkan
Tak hanya itu, dokter Boyke juga menyarankan untuk mengeluarkan sperma karena baik untuk kesehatan. Sebab jika tidak dikeluarkan malah menimbulkan masalah.
“Sperma keluar kan enggak cuma sperma doang, ada kelenjar-kelenjar lain terutama kelenjar prostat yang menghidupi untuk makanan sperma itu. Ketika dikeluarkan itu nanti si prostatnya sendiri akan mengempis kalau dikeluarkan dengan sperma. Kalau engga dikeluarkan dia akhirnya akan bengkak,” pungkasnya.
“Dan terjadilah apa yang disebut seringkali dianggap sebagai penyebab daripada pembengkakan prostat, terutama pada pria-pria berusia 50 tahun keatas,” tandasnya.