Cakupan Vaksinasi Booster Pertama Kurang dari 30 Persen, Bagaimana Nasib Booster Kedua?
- VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)
VIVA Lifestyle – Program vaksinasi COVID-19 masih terus berlanjut meski pemerintah telah mencabut PPKM per akhir Desember 2022 lalu. Vaksinasi diketahui terus digencarkan guna melindungi masyarakat agar dari keparahan penyakit jika terpapar virus COVID-19.
Lantas bagaimana cakupan vaksinasi COVID-19 di Tanah Air? Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Ketua Satgas COVID-19 PB IDI, Dr.dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), MSc, menjelaskan bahwa untuk cakupan vaksinasi pertama di Indonesia sudah mencapai 87 persen sementara untuk cakupan vaksinasi kedua sudah mencapai 74 persen.
"Memang angka 87 persen dan 74 persen sdh cukup optimal," kata dia dalam virtual conference, Rabu 25 Januari 2023.
Lebih lanjut, diungkap Erlina Burhan, untuk vaksinasi primer ini ada sebagian kecil masyarakat yang belum divaksin. Kemungkinan kata dia adalah anak-anak di bawah 6 tahun.
"Anak-anak di bawah 6 tahun kan belum bisa divaksin, belum ada vaksin yang diberikan kepada anak di bawah 6 tahun.
Sudah ada untuk 6 tahun kita tunggu EUA untuk diberikan kepada anak ini," kata dia.
Sementara itu, Erlina masih menyoroti cakupan vaksinasi booster pertama yang masih stagnan. Dimana, sejak diprogramkan untuk masyarakat beberapa bulan lalu cakupannya hingga saat ini belum mencapai 30 persen.
"Booster pertama ini masih stagnan belum bisa mencapai 30 persen padahal sudah berbulan-bulan. Enam bulan lalu 24 persen, ini perlu didorong supaya pelaksanaan vaksin booster kedua cepat," kata dia.
Erlina menyebut kemungkinan cakupan vaksinasi yang belum optimal lantaran sempat terjadinya masalah logistik vaksin yang terjadi pada akhir tahun lalu.
"Jangan-jangan cakupan waktu tahun lalu vaksinnya tidak tersedia habis. jadi ada masalah logistik, sekarang sudah banyak vaksin yang datang sehingga seharusnya dengan datangnya vaksin yang besar ini kemudian ada surat edaran booster kedua bisa disegerakan," kata dia.
Erlina menjelaskan perlu adanya dorongan untuk meningkatkan jumlah cakupan vaksinasi booster pertama. Sebab jika cakupan vaksinasi booster pertama tidak kunjung naik maka akan berdampak pada cakupan vaksinasi booster kedua.
"Maka booster kedua enggak bisa melebihi dibanding booster yang pertama. Masih banyak yang perlu diperbaiki, belajar apa tantangan di booster yang pertama ini mungkin masyarakat sudah jenuh, masyarakat sudah capek dengan berita covid dan vaksin mari kita kembali mengingatkan masyarakat dengan cara yang berbeda, menyentuh jangan yang menakuti tapi lebih ke arah menghimbau menambah kesadaran masyarakat untuk mencegah terhadap dirinya," kata dia.