Sebut Biskuit Anak Tak Cegah Stunting, Menkes: Saya Dimarahi Profesor Gizi

Menteri kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Istana Kepresidenan, Jakarta
Sumber :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

VIVA Lifestyle – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengaku prihatin dengan masalah gizi pada anak di Indonesia. Bukan tanpa alasan, Menkes mengingatkan bahwa bahaya stunting lantaran asupan makan yang kurang baik terkait pemilihan sumber protein yang rupanya masih banyak diabaikan para orangtua.

Belalang Goreng Indonesia Tinggi Protein, Mirisnya yang Viral dari Thailand dan China

Menkes mengaku, selama ini telah salah mengupayakan pencegahan stunting dalam memenuhi kebutuhan gizi anak Indonesia melalui biskuit. Bahkan, Menkes mengaku mendapat teguran dari para pakar dengan upaya yang dinilai kurang tepat itu.Scroll untuk info selengkapnya.

"Penting di sini makanannya protein hewani. Saya dimarahi semua profesor-profesor gizi karena saya kasih biskuit. Salah," kata Menkes dalam peringatan Hari Gizi Nasional 2023 di Jakarta Barat, Rabu 25 Januari 2023.

Bukan Cuma Lezat, Kandungan Gizi Makanan Khas Banyuwangi Ternyata Mampu Atasi Stunting

Ilustrasi Cookies atau biskuit atau camilan bayi

Photo :
  • Pixabay/ Miroslavik

Angka stunting di Indonesia masih tinggi yaitu 24,4 persen menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 27,7 persen, data SSGI 2019. Namun, masih butuh upaya untuk mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen. 

Strategi Airin-Ade Cegah Stunting di Banten: Beri-Makanan Bergizi, Cegah Pernikahan di Bawah Umur

Dari tren data SSGI 2019-2021, menunjukkan Stunting terjadi sejak sebelum lahir, dan meningkat paling banyak pada rentang usia 6 bulan 13,8 ke 12 bulan 27,2 persen (SSGI 2019). Dari data tersebut kita dapat melihat pentingnya terpenuhi gizi ibu sejak hamil, menyusui dan gizi pada MP-ASI balita. Masa-masa tersebut, khususnya saat anak baru mulai MPASI di usia enam bulan, cukup rawan terhadap stunting bila salah memilih sumber gizi.

"Bukan biskuit, bukan sayur, bukan nasi, tapi protein hewani. Itu telur, ikan atau ayam," tambah Menkes.

Ada pun, gizi ibu hamil penting untuk mencegah stunting yang saat lahir yang sudah 23 persen. Kondisi stunting saat lahir dapat terjadi akibat kekurangan gizi dan anemia saat remaja sampai saat kehamilan. Oleh karena itu, asupan gizi ibu hamil yang adekuat, sangat penting untuk mencegah ibu hamil KEK dan anemia agar tidak melahirkan bayi stunting.

Gizi ibu menyusui penting untuk memastikan kualitas ASI yang menjadi satu-satunya sumber asupan gizi pada 6 bulan pertama dengan ASI esklusif atau ASI saja yang diberikan on demand. Bayi mendapat IMD, Inisiasi Menyusui Dini, yang merupakan proses yang sangat penting untuk meningkatkan imunitas bayi karena bayi memperoleh kolustrum yang kaya antibodi. Selain itu, IMD, juga dapat meningkatkan bonding ibu dan bayi.

MPASI yang adekuat penting untuk menurunkan stunting baru pada usia 6-23 bulan. Pada periode usia 12-23 bulan terjadi peningkatan stunting 1,8 kali lipat, yang diakibatkan oleh rendahnya asupan makanan sumber protein hewani dalam makanan pendamping ASI (MP-ASI).

Ilustrasi MPASI/parenting.

Photo :
  • Freepik/cookie_studio

Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap 25 Januari, merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan, sehingga dapat turut mendorong pencapaian RPJMN bidang kesehatan. 

Dengan mempertimbangkan permasalahan stunting yang belum mencapai target, dan evidence bahwa konsumsi protein hewani berkorelasi mencegah stunting, peringatan HGN ke 63 tahun 2023 mengangkat Tema “Protein Hewani Cegah Stunting”; Slogan “Protein Hewani Setiap Makan” dan “Isi Piringku Kaya Protein Hewani.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya