Cara Merawat Luka Agar Tak Lama Berbekas

Ilustrasi lem penyembuh luka
Sumber :
  • www.sciencealert.com/University of Sydney

VIVA Lifestyle – Cara merawat luka atau bekas luka yang menetap di kulit mungkin membuat sebagian orang merasa terganggu. Penyebab lukanya bisa beragam, seperti tergores, luka, atau akibat jahitan.

Perubahan Hormon, 4 Golongan Wanita Ini Paling Rentan Kena Hiperpigmentasi

Apa pun pemicunya, seseorang pasti ingin membuat bekas luka tidak bertahan lama. Untuk meminimalisasi pembentukan bekas luka, seseorang perlu mengatasi penyembuhan luka, yang merupakan proses yang kompleks.

Ilustrasi bekas luka di wajah.

Photo :
  • U-Report
Cegah Cedera Saraf Tulang Belakang, IDI Kota Dompu Berikan Informasi Pengobatan

Ada tiga fase utama dalam pembentukan itu, yakni peradangan, proliferasi, dan penyempurnaan. Ketiganya diatur oleh bahan kimia pensinyalan tubuh khusus yang bekerja pada lapisan kulit.

Profesor dermatologi di Bond University, Michael Freeman, menjelaskan bahwa sebagian besar pembentukan luka terjadi dalam enam bulan pertama setelah cedera. Tahap pertama, yakni peradangan, terjadi untuk menghilangkan dan membawa suplai darah.

Jerawat Terus Muncul dan Sulit Diatasi? Dokter Sarankan Pengobatan Berbasis Dermatologis

Idealnya, bakteri akan dikeluarkan dari kulit jika sudah diantisipasi adanya luka, seperti sebelum operasi. Membersihkan luka untuk menghilangkan bakteri dan bakteri spora penting untuk penyembuhan dan harus dilakukan dalam waktu dua jam setelah cedera.

Mengaplikasikan povidone-iodine akan membantu mengurangi kemungkinan aktivasi bakteri spora. Reaksi alami tubuh di fase ini meliputi pembentukan hidrogen peroksida.

Hanya saja, aplikasi eksternal dari antiseptik alami dapat memperlambat penyembuhan luka. Larutan antiseptik lemah yang mengandung perak (dengan saran yang tepat dari dokter atau apoteker) dapat memperbaiki pembentukan bekas luka.

Ilustrasi Luka.

Photo :
  • Pixabay/hans

Selanjutnya, ada fase proliferasi, yakni saat sel-sel pembuluh darah, sel-sel epidermis, dan fibroblas berkembang biak.

Fibroblas merupakan sejenis sel yang membantu membuat kolagen untuk menopang jaringan ikat dan menyebabkan kontraksi bekas luka sehingga dapat "mengerutkan" kulit. Itu sebabnya bekas luka cenderung berwarna putih dan sedikit berkilau setelah kemerahan mereda.

Kolagen, protein tubuh paling banyak yang membantu membuat kulit kuat, terus diproduksi dan "dipecah" oleh tubuh. Hal ini dapat memiliki efek berkelanjutan pada munculnya luka matang setidaknya selama enam bulan setelah pembentukan bekas luka.

Ilustrasi membalut luka dengan kain kasa.

Photo :
  • U-Report

Berikutnya adalah fase penyembuhan. Pembentukan bekas luka hipertrofik (yang terangkat di atas permukaan kulit tetapi berkurang perlahan) atau bekas luka keloid (yang menyebar di luar lokasi luka dan tidak berkurang kemudian) lazimnya ditentukan secara genetik dan terkait dengan jenis cedera dan perawatan lukanya.

Untuk luka yang bersih dan tidak terinfeksi, Freeman menyarankan pengaplikasian hidrogel (polimer yang mempertahankan kelembapan dan tidak larut) untuk mempercepat penyembuhan. Syaratnya, tidak boleh ada infeksi pada luka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya