Merokok Dekat Anak, Dokter Ingatkan Bahaya Asma Mengintai
- pixabay
VIVA Lifestyle – Asma pada anak menjadi salah satu kekhawatiran banyak orangtua karena bisa disebabkan oleh sejumlah faktor yang lekat dengan lingkungan anak. Salah satu faktor pemicu masalah pernapasan pada anak tersebut dapat disebabkan oleh polusi udara yang berasal dari asap rokok maupun asap kendaraan.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Prof Dr dr Agus Dwi Susanto SpP(K) mengatakan bahwa kasus asma pada anak cenderung disebabkan oleh dua faktor yakni ekstrinsik dan instrinsik. Pada kasus instriksik, diakibatkan dari genetik keluarga yang diturunkan pada anak.
"Faktor ekstrinsik juga bisa menyebabkan asma dan diinduksi oleh berbagai faktor, salah satunya polusi udara. Kalau terhirup tiap hari, lama-lama terjadi hipersensitivitas dan asma," ujar dokter spesialis paru konsultan itu dalam temu media virtual, Kamis 19 Januari 2023.
Polutan penyebab asma pada anak bisa dipengaruhi berbagai faktor, termasuk dari dalam ruangan. Dokter Agus menilai, polutan dari dalam rumah paling banyak berasal dari asap rokok. Sebab, asap rokok mengandung partikular yang membahayakan bila dihirup dalam jumlah banyak.
"Indoor polusi dengan kelihatan seperti asma biasanya pada anak yang orangtuanya merokok, keluhan-keluhannya seperti asma. Jadi bisa induksi gangguan pernapasan anak, salah satunya asma," tuturnya.
Ada pun, dokter Agus menyoroti persamaan vape dan rokok konvensional dari kandungan nikotin yang dimiliki.
"Sama-sama mengandung nikotin. Artinya ada risiko adiksi dan penyakit kardiovaskuler," ujar Agus.
Agus melanjutkan bahwa persamaan kedua adalah bahan karsinogenik di dalam vape dan rokok konvensional. Meski kandungan di dalamnya berbeda, namun sifat bahan tersebut sama-sama karsinogenik yang memicu bahaya kanker.
"Di rokok konvensional, karsinogennya ada di dalam tar. Sedangkan vape ada pada cairannya yang mengandung logam berat," tambahnya.
Kesamaan terakhir, kata Agus, vape dan rokok konvensional memiliki bahan yang cenderung bersifat iritatif sehingga memicu organ tubuh terjadi peradangan. Peradangan tersebut bisa mengintai berbagai organ, termasuk paru-paru dan jantung yang bisa berdampak fatal.
"Sama seperti bakar-bakar sampah. Ketika bakar sebatang rokok, di luar itu ada partikulate matter. Ini bisa induksi terjadinya peradangan yang berpotensi terjadi asma, penyakit paru obstruktif kronis (ppok), bronkitis. Kalau terhirup sampai pembuluh darah, bisa induksi penyempitan pembuluh darah dan berisiko pada organ lain," tandasnya.