Penambah Rasa di Rokok Elektrik Bisa Sebabkan Popcorn Lung, Apa Itu?
- pixabay/LindsayFox
VIVA Lifestyle – Kondisi popcorn lung menjadi pembicaraan banyak orang pada akhir tahun 2022 lalu dengan dikaitkan pada rokok elektronik atau vape. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengatakan bahwa penyakit yang mengintai paru-paru tersebut bisa disebabkan oleh vape dan berbagai zat kimia berbahaya lainnya.
"Penyebabnya nggak semua (kasus) terkait vape. Sebelum vape ada, itu (popcorn lung) juga terjadi penyebabnya dari bahan-bahan lain," ujarnya dalam acara media virtual, Kamis 19 Januari 2023.
Kendati begitu, dokter Agus menyebutkan bahwa teori dan bukti terkait vape dan popcorn lung belum didata secara detail di Indonesia. Selain popcorn lung, dokter Agus menyebutkan bahwa vape berisiko pada penyakit paru lainnya yang bisa membahayakan nyawa.
"Popcorn lung ini bahasa medisnya bronkiolitis obitran. Kasus ini cukup banyak pada anak-anak. Kasus lain terkait vape misal radang paru, bronkitis, paru-paru bocor," jelasnya.
Dikutip laman Kementerian Kesehatan, Popcorn Lung adalah kondisi saluran udara di paru mengecil sehingga menyebabkan batuk dan napas pendek. Cairan rokok elektronik mengandung penambah rasa ”diasetil” yang berisiko memicu popcorn lung tersebut.
Zat diasetil itu sebenarnya banyak ditambahkan ke dalam makanan untuk menghasilkan rasa mentega. Zat ini akan berbahaya jika dibakar dan dihirup seperti pada vape. Menghirupnya dalam waktu lama menyebabkan Penyakit Paru (Bronchiolitis Obliterans).
Ada pun, Bronkiolitis obliterans adalah penyakit kronis langka yang memburuk seiring berjalannya waktu. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada pekerja di pabrik popcorn microwave yang menghirup bahan kimia penyedap diacetyl. Maka dari itu, bronkiolitis obliterans dikenal sebagai 'popcorn lung'.
Saat ini, penyakit tersebut tidak terbatas pada pembuat rasa mentega dan popcorn. Diacetyl digunakan untuk membuat banyak rasa lain, termasuk rasa buah dan permen, dan pekerja di industri lain yang menghirup diacetyl juga telah didiagnosis menderita bronkiolitis obliterans.
Bronchiolitis obliterans paling sering disebabkan oleh menghirup racun dari waktu ke waktu, yang paling umum adalah diacetyl. Beberapa racun lain yang terkait dengan penyebab bronkiolitis obliterans adalah Asetaldehida, ditemukan dalam ganja dan asap rokok elektrik.
Zat racun lainnya yakni Formaldehyde, bahan kimia yang sangat mengiritasi yang digunakan dalam perekat dan bahan bangunan dan dipancarkan dari asap rokok elektrik. Bahaya lain muncul pula pada asap oksida logam, produk sampingan dari pengelasan.
Selain itu, zat bahaya ada pada belerang dioksida, dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Serta, zat kimia lain seperti amonia, klorin, nitrogen oksida, asam hidroklorik, gas mustard, atau mustard belerang.
"Vape dan rokok konvensional sama-sama mengandung particulate matter yang bersifat iritatif dan memicu inflamasi. Sama-sama berbahaya rokok konvensional dan vape," tambahnya.
Particulate matter (PM) sendiri terbuat dari partikel padat dan tetesan cairan di udara. PM bisa muncul dari banyak tempat. Secara umum, semua jenis pembakaran atau aktivitas yang menghasilkan debu merupakan sumber PM, termasuk rokok.
Bahayanya pun tak main-main karena memicu polusi udara yang membahayakan bila dihirup terus menerus seperti memicu asma hingga penyakit paru obsturktif kronis. Dalam jangka pendek, dampak yang begitu terasa bisa terasa di saluran napas seperti batuk dan sesak napas, bahkan iritasi mata.
Terkait polusi udara yang disebabkan oleh uap vape, Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu menilai dampaknya paling besar ada di dalam ruangan.
"Polusi udara akibat rokok itu kecil dibandingkan kendaraan. Tetapi di area tertutup yang banyak menggunakan vape maka indoor air pollution-nya akan tinggi," pungkasnya.
Selain paparan lingkungan, bronkiolitis obliterans dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan berat, seperti RSV, dan beberapa bentuk pneumonia atau bronkitis. Pasien yang menderita penyakit rematik, seperti rheumatoid arthritis, juga berisiko lebih tinggi terkena paru-paru popcorn.