Jajanan Tambah Penyedap Rasa Lebih Nikmat, Awas Bahaya Kanker Mengintai

Bumbu dan saus
Sumber :
  • Times of India

VIVA Showbiz – Ragam pangan yang dijajakan di pinggir jalan mudah dijangkau dengan harga yang ramah di kantong bagi banyak orang, termasuk anak-anak. Selain segi harga, deret makanan ringan yang dijajakan juga sangat menggiurkan dengan rasa yang terasa lebih lezat di lidah melalui tambahan penyedap rasa maupun sensasi pedas dari bubuk cabai.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, Dr dr Muzal Kadim, SpA(K) dalam Media Briefing virtual bersama Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) mengenai Jajanan Anak dan Kesehatan Pencernaan, mengatakan bahwa pangan yang ada di pinggir jalan memang sulit dikontrol terkait kebersihan, keamanan, serta sumber gizi di dalammya. Scroll selanjutnya ya.

Dokter Muzal menyebut, para pedagang kerap menambahkan berbagai hal seperti bumbu penyedap rasa dan bubuk cabai untuk melariskan dagangannya. Menurutnya, bumbu-bumbu yang diberikan tersebut masih aman digunakan selama jumlahnya yang dikonsimsi relatif sedikit dan sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Bubuk cabai

Photo :
  • http://dapuronlinequ.blogspot.com

"Jajanan sekarang banyak mengandung istilahnya penyedap, terutama bentuk serbuk. Selama kandungan tertentu MSG-nya relatif masih aman. Jumlah sedikit masih aman (dikonsumsi). Perisa pun jumlahnya sedikit. Bahan seperti itu harus dapat izin terlebih dahulu, bahannya sudah harus didaftarkan, ada kadar tertentu yang masih terkontrol," ujar Muzal, Selasa, 17 Januari 2023.

Sayangnya, pemakaian bahan tambahan yang aman dan diberi izin BPOM tersebut, sulit dipantau di dagangan pinggir jalan. Terlebih, konsumsi yang terus menerus bisa membahayakan karena bahan-bahan tersebut memiliki sifat karsinogenik atau pemicu kanker. 

"Kalau dikonsumsi terus-menerus, jumlah besar, tidak dianjurkan. Bahan seperti itu sifatnya karsinogenik. Jangka panjang terus menerus, apalagi sudah ada campuran pengawet misal ada boraks jumlah sedikti, zat warna yang jelek dipakai sedikit, kalau sedikit tapi terus-terusan, itu bisa timbul sifat karsinogenik. Kita tidak tahu ini bisa jadi penyebab kanker," jelasnya.

Bumbu dapur.

Photo :
  • U-Report
Rumahmu Banyak Semut? Cek 5 Penyebab Utama dan Cara Mengatasinya

Muzal menambahkan bahwa salah satu penyebab dari kanker sendiri, belum jelas. Namun, pada dasarnya, kanker sudah terbukti berasal dari bentuk kronis seperti konsumsi terus menerus dari suatu zat yang bisa berisiko pada tubuh. Termasuk, pemakaian penyedap rasa serta bubuk cabai.

"Mungkin salah satunya bentuk kronik dari kontak terus menerus misal makannya dari anak-anak waktu kecil sampai besar. Bubuk cabai lebih ke iritasi. Ganggu lambung dan usus kecil sampai usus besar," terangnya.

Nasi Beku Jadi Solusi Diet Tanpa Rasa Lapar dan Menjaga Gula Darah

Dokter Muzal membeberkan, salah satu kasus anak remaja yang pernah ditanganinya lantaran mengonsumsi bubuk cabai level 30, karena ikut-ikutan tren. Mirisnya, tren yang sedang diikuti anak-anak itu justru memich radang lambung hingga usus besarnya yang memicu gejala seperti nyeri perut hingga buang air besar berdarah.

Ilustrasi buang air besar.

Photo :
  • vstory
Susah Buang Air Besar? Coba 8 Minuman Ampuh Ini untuk Lancarkan Pencernaan!

"Bisa gejalanya radang kolon, jadi nyeri perut, kadang BAB darah juga. Makanan pedas sekali tidak dianjurkan," jelasnya.

Muzal menambahkan, beberapa sumber zat yang berpotensi menimbulkan gejala keracunan makanan seperti klorin dalam kaporit, basa kuat dalam deterjen, asam kuat dalam zat pembersih toilet, borax di pengawet makanan, rhodamin B di pewarna, hingga makanan kadaluarsa. 

Terbaru, adanya tambahan nitrogen cair yang membahayakan di ciki ngebul juga menjadi sorotan lantaran memakan belasan korban anak-anak dengan gejala keracunan makanan. Berbagai bahan ini kerap ditemui di pasaran bahkan dengan jumlah yang cukup tinggi sehingga harus waspada.

"Natrium klorin banyak di air minum, kolam, sumur. Rhodamin B biasanya warna menggiurkan tapi kalau tertelan bisa menimbulkan keracunan. Makanan kadaluarsa ada bakteri tertentu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya