Ahli Sebut Transplantasi Ginjal Tingkatkan Harapan Hidup Hingga 25 Tahun
- times of india
VIVA Lifestyle – Gagal ginjal masih menjadi masalah serius yang perlu ditanggulangi di Indonesia, di mana tingkat kejadian gagal ginjal yang kronik meningkat dari 0,2 persen pada 2013 menjadi 0,38 persen pada 2018.
Sementara itu, penyakit ginjal kronik saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia dengan angka prevalensinya sekitar 10 persen pada orang dewasa. Scroll selanjutnya ya.
Penyakit ginjal kronik yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan dan diet rendah protein akan berakhir dengan gagal ginjal yang menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien yang pada umumnya memerlukan pengobatan pengganti ginjal, yaitu dialisis atau transplantasi ginjal.
Dapat dikatakan, transplantasi ginjal merupakan terapi gagal ginjal paling ideal karena bisa mengatasi permasalahan akibat penurunan fungsi ginjal, tidak seperti dialisis yang hanya dapat mengatasi sebagian masalah saja.
Salah satu manfaat yang dapat dirasakan dari transplantasi adalah dapat meningkatkan harapan hidup pasien.
“Bisa dilihat pada pasien dialisis yang disebabkan oleh diabetes melitus yang dinyatakan memiliki harapan hidup 8 tahun, namun jika dilakukan transplantasi ginjal, pada kelompok umur yang sama, harapan hidupnya meningkat menjadi 25 tahun,” kata Wakil Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, Caroline Riady dalam press conference, Kamis 12 Januari 2023.
Sementara itu berbicra mengenai transplantasi ginjal, Ketua ASRI Urology Center (AUC) Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U (K), menerangkan jika dibandingkan dengan hemodialisis kronik, transplantasi ginjal memiliki keunggulan dalam hal memperpanjang angka harapan hidup, memperbaiki kualitas hidup serta efisiensi total pembiayaan jangka panjang.
Transplantasi ginjal mengalami berbagai kemajuan yang pesat dalam bidang medis dan bedah. Diungkap Nur Rasyid awalnya, prosedur dilakukan dengan memasukkan alat laparaskopi melalui rongga perut (peritoneum dimana terdapat usus dan organ-organ lain), kemudian membuka ruangan belakang tempat ginjal berada.
Sejak 2018 dikembangkan teknik baru, laparaskopi langsung ke lokasi ginjal (retroperitoneal), hal ini membutuhkan keterampilan yang lebih baik dari operator, namun memberikan keuntungan yaitu komplikasi yang lebih rendah bagi pendonor.
Diungkap dia di RS Siloam ASRI, operasi pengangkatan ginjal donor dilakukan 100 persen dengan laparoskopi, awalnya melalui prosedur transperitoneal dengan keuntungan lapangan pandang operasi yang lebih luas, dan secara teknis lebih mudah dibandingkan retroperitoneal.
Pengembangan laparaskopi donor nefrektomi melalui retroperitoneal dimulai dengan membuat ruangan baru di area ginjal, yang bisa memberikan akses langsung ke pembuluh darah ginjal tanpa melalui rongga perut dan memindahkan usus besar sehingga menurunkan risiko komplikasi.
Untuk prosedur persiapan transplantasi yang mulus atau seamless memerlukan adanya kerja sama yang baik antara koordinator transplan, tim advokasi (melaksanakan tugas Komite Transplask Nasional) yang baik, dokter spesialis nefrologi yang memastikan tingkat kecocokan organ donor dan resipien, dokter spesialis radiologi yang dapat menampilkan pembuluh darah donor dan resipien dengan baik, serta seluruh tim dokter spesialis yang memastikan toleransi operasi pasien cukup untuk melaksanakan transplantasi.
“Pada pelaksanaannya, dilakukan anestesi oleh tim anestesi yang berpengalaman dalam transplantasi organ di samping kesiapan tim bedah urologi untuk donor dengan laparaskopi dan untuk resipien dengan teknik bedah mikro sehingga menurunkan morbiditas dan meningkatkan keberhasilan transplantasi ginjal di RS Siloam ASRI hingga saat ini,” ujarnya.