Varian Terburuk COVID-19 XBB 1.5 Lebih Menular, Gejalanya Makin Parah?

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA Lifestyle – Banyak ahli penyakit menular semakin mengkhawatirkan subvarian Omicron baru XBB.1.5. Digambarkan dengan sifat sangat menular, varian ini dengan cepat menyebar ke seluruh Amerika Serikat dan tak menutup kemungkinan hadir di Indonesia.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis COVID-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menggambarkannya sebagai subvarian yang paling menular yang pernah terdeteksi. Meskipun, tidak ada cukup data untuk mengetahui seberapa parah dampaknya. Berikut fakta yang diketahui para pakar. Yuk scroll untuk info selengkapnya.

Apakah subvarian XBB.1.5 itu?
Ini adalah keturunan dari Omicron dan kerabat dekat dari varian XBB. Profesor Adrian Esterman, ketua biostatistik dan epidemiologi di University of South Australia mengatakan ia memiliki mutasi yang mirip dengan induknya XBB.1.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Omicron varian baru Covid-19 (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock

"Memungkinkannya menghindari kekebalan kita. Namun, selain itu, ia memiliki mutasi yang membuatnya lebih mudah untuk berikatan dengan reseptor ACE2 pada sel manusia. 'Double whammy' ini menjadikannya subvarian yang paling dapat ditularkan hingga saat ini," tuturnya, dikutip dari laman ABC News, Senin 9 Januari 2023. 

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Varian ini pertama kali muncul di New York pada bulan Oktober 2022 dan telah menyebar dengan cepat ke seluruh Amerika Serikat.

Jadi, di mana XBB.1.5 menyebar?
Sejauh ini XBB.1.5 telah terdeteksi di lebih dari 25 negara, dengan kasus meningkat di Eropa dan Amerika Serikat. Variannya meledak dalam prevalensi di seluruh Amerika Serikat, menurut proyeksi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Lebih dari 40 persen kasus COVID-19 di AS sekarang disebabkan oleh XBB.1.5, data dari CDC menunjukkan minggu lalu, dengan subvarian berlipat ganda dari minggu sebelumnya. Bahkan, Michael Osterholm, pakar penyakit menular di University of Minnesota, menggambarkannya sebagai varian terburuk yang dihadapi dunia saat ini.

Rekombinan varian BA.2, XBB dan XBB.1.5, bersama-sama menyumbang 44,1 persen dari total kasus di negara tersebut untuk pekan yang berakhir pada 31 Desember 2022. Untuk minggu sebelumnya, XBB.1.5 menyumbang 21,7 persen dari total kasus. Menurut data pengurutan genom yang diunggah secara global, varian tersebut hanya menyumbang sebagian kecil dari kasus yang terdeteksi di negara lain seperti Kanada dan Inggris.

Varian XBB.1.5 picu gejala lebih berat?
Varian XBB.1.5 lebih menular tetapi belum tentu lebih parah dari jenis sebelumnya. Hassan Vally, Associate Professor Epidemiologi di Deakin University, mengatakan agar masyarakat waspada namun tidak panik.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

"Tapi ini adalah pengingat tepat waktu bahwa COVID masih menjadi ancaman bagi kesehatan kita dan kita perlu terus waspada dalam hal memperbarui vaksinasi dan melakukan segala yang kita bisa untuk mengurangi risiko terinfeksi," terangnya.

Varian ini telah berubah dari 20 persen kasus di AS menjadi lebih dari 40 persen dalam satu minggu. Hal ini memacu para ahli medis mengamati dengan cermat varian ini untuk melihat seberapa baik vaksin dan perawatan bekerja melawannya.

"Hingga saat ini tidak ada bukti bahwa XBB.1.5 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian pendahulunya," kata Profesor Esterman.

Meski vaksin kurang efektif untuk menghentikan orang terinfeksi varian baru COVID-19, penelitian yang dipimpin oleh Institut Kirby di Sydney menemukan bahwa vaksinasi penuh masih menawarkan perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya