Pengakuan Korban Ciki Ngebul, Kerap Rasakan Sakit Perut Sejak Awal Keracunan
- Tangkapan layar Youtube
VIVA Lifestyle – Korban keracunan ciki ngebul (cikbul) di Kabupaten Tasikmalaya merasakan dampak yang berkepanjangan. Salah satunya yang dirasakan oleh satu dari tujuh korban keracunan cikbul, Irsyad (13) warga Kampung Hegarmanah, Desa Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya.
Saat ditemui, orangtua Irsyad, Wiwin (30) mengaku sejak mengalami keracunan pada 15 November 2022 lalu, anaknya kerap mengeluhkan sakit perut. Padahal, sebelum mengalami keracunan, anaknya tak pernah mengeluhkan gejala tersebut. Scroll untuk informasi selengkapnya.
"Sampai sekarang sering kembung perutnya. Yang dirasakan sekarang sakit perut, cuma sekali-sekali," kata Orangtua Irsyad, Wiwin saat ditemui di rumahnya, Senin 9 Januari 2023.
Wiwin mengatakan, jika anaknya mengeluh sakit perut, ia hanya bisa mengobatinya dengan menggosokkan minyak hangat ke tubuhnya. Pasalnya, sempat dibawa ke dokter beberapa hari setelah keracunan, menurut dokter hal itu tidak begitu berbahaya. Ia mengaku, sebelum anaknya keracunan tak pernah merasakan hal itu.
"Ya kalau si adek (Irsyad) kerasa perutnya, cuma dibalur (diobati) pakai minyak penghangat perutnya. Sebelumnya gak pernah sakit-sakitan kayak gini. Sempat itu juga ke dokter, tapi kata dokter gak berbahaya katanya karena itu mah efek cikbulnya belum hilang. Dibawa ke dokter dulu pas sesudah keracunan," ujar Wiwin.
Pasca kejadian ini, kata Wiwin, ia melarang keras anaknya untuk membeli jajanan cikbul. Menurutnya, saat ini juga di wilayahnya tak pernah ada lagi yang berjualan cikbul diduga karena para pedagang takut terjadi hal serupa.
"Saya udah bilang ke anak, jangan jajan seperti itu lagi. Sekarang udah gak ada yang jualan seperti itu lagi di sini, mungkin karena takut," ucapnya.
Selain merasakan sakit perut, kata Wiwin, anaknya juga sempat mengalami diare tiga hari pasca kejadian keracunan cikbul. Melihat kondisi seperti itu, Wiwin langsung membawa anaknya ke dokter. Namun, hasilnya kata dokter tak begitu berbahaya karena efek cikbulnya masih ada di dalam tubuh.
"Ada 7 orang yang keracunan, cuman yang parah satu orang anak saya aja. Sempat dibawa ke dokter karena diare. Kejadian hari Selasa, pas Jumat diare, hasilnya Insya Allah gak apa-apa katanya, itu mah cuma pas hari kejadiannya doang," pungkas Wiwin.
Sebelumnya, sebanyak 7 siswa SDN Ciawang, di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya diduga mengalami keracunan/dan satu di antaranya terpaksa harus dirujuk ke IGD Rsud SMC Singaparna pada 15 November 2022 lalu.
Setelah menjalani perawatan di IGD, pada sore harinya korban sudah bisa pulang ke rumah, sementara beberapa orang sempat dibawa ke Puskesmas untuk menjalani pemeriksaan karena mengalami pusing dan mual. Mereka diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi jajanan ciki ngebul yang dijual di depan sekolahnya.
Setelah makan jajanan tersebut, korban langsung merasa sesak napas dan muntah. Saat itu, korban membeli cikbul sekitar pukul 07.00 WIB sebelum masuk sekolah bersama teman-temannya. Tiba di sekolah, korban membeli cikbul dan disantap dengan air yang ada di dalam cup ciki ngebul tersebut. Usai menyantap cikbul, korban langsung merasakan sakit perut.
Bahkan, perutnya terlihat kembung. Selain itu, gejala yang dirasakan juga mual dan muntah darah. Mengetahui hal itu, guru di sekolahnya langsung membawanya ke puskesmas dan diberi obat. Pada pukul 11.00 WIB korban kemudian dirujuk ke IGD RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
Laporan: Denden Ahdani