Hati-hati, Alat Kontrasepsi Jenis Ini Picu Kelainan Kulit

Ilustrasi Alat Kontrasepsi
Sumber :
  • Dokumentasi HonestDocs

VIVA Lifestyle – Melasma merupakan salah satu kelainan kulit yang ditandai dengan kelainan pigmentasi. Pigmentasi tersebut berwarna cokelat muda sampai cokelat tua yang kerap menganggu penampilan, namun juga berbahaya bagi tubuh lantaran bisa dipicu oleh hal sederhana seperti skincare atau alat kontrasepsi.

Dokter Sonia Wibisono Ungkap Cara Menurunkan Berat Badan Sehat Tanpa Rasa Lapar Berlebihan

Melasma biasanya terjadi pada wajah perempuan, seperti pipi, hidung, dan dahi. Meski begitu, teksturnya sendiri masih sangat mirip dengan kulit sehat pada umumnya, dengan bentuk yang cukup mencolok. Scroll untuk informasi selengkapnya.

“Melasma berupa bercak yang tidak timbul, jadi kalau dipegang sebenarnya teksturnya sama seperti tekstur kulit di sekitarnya. Plak berwarna cokelat muda sampai cokelat tua dan umumnya ditemukannya simetris, pipi kanan dan pipi kiri,” ujar Medical Executive PT Kalbe Farma Tbk, dr. Della Sulamita, dalam keterangan persnya, dikutip Senin 2 Januari 2023.

Serum Jenis Ini Diprediksi Bakal Tren di 2025

melasma

Photo :
  • Elord from Wikidocs

Alat Kontrasepsi Picu Melasma
Melasma disebabkan oleh beberapa faktor, namun belum jelas mana yang menjadi penyebab utamanya. Mulai dari faktor genetik, penggunaan KB hormonal, faktor kehamilan, hormon, penyakit endokrin, bisa juga karena paparan sinar UV atau matahari. Selain itu, penggunaan produk skincare bisa menyebabkan melasma, tergantung pada reaksi kulit masing-masing orang. 

Richard Lee Vs Doktif Ribut, Deddy Corbuzier Singgung Sumpah Dokter: Buat Memperkaya Diri?

“Berdasarkan penelitian memang ada beberapa agen yang bisa mencetuskan melasma, seperti benzophenone, cetrimide, gallate mix, dan lainnya. Tapi sampai sekarang penggunaan produk-produk tersebut sudah jarang kita temui di kosmetik maupun skincare di Indonesia,” tutur dr. Della.

Berbahayakah Melasma?
Melasma tidak berbahaya, secara fisik, tetapi dapat berdampak emosional. Beberapa orang mungkin merasa malu untuk membiarkan orang lain melihat kondisi kulitnya. Untungnya, melasma biasanya memudar setelah sekitar tiga bulan.

Pencegahan Tepat
Kemudian, kata dr. Della, ada beragam tipe melasma, salah satunya pada area central wajah yang ditemukan bawah mata sampai atas dahi. Ada juga tipe malar, dan area mandibula yaitu area rahang. Melasma seringkali terjadi pada masyarakat dengan warna kulit sawo matang.

“Melasma bisa dicegah, yaitu dengan menghindari paparan sinar UV yang ekstrem. Di jam-jam tertentu di daerah kalian, misalnya dari jam 11 sampai jam 3, kita bisa cek UV Index dari handphone. Kalau UV Index di handphone sudah high sampai ekstrem, itu tidak disarankan untuk berjemur atau jalan-jalan di bawah sinar matahari,” tambahnya.

Cara kedua, ketika harus terkena paparan sinar UV walaupun UV Index-nya sedang atau moderate, jangan lupa untuk selalu menggunakan sunscreen atau sun protection yang ada SPF-nya. Selain itu, ada produk suplemen yang mampu membantu melindungi kesehatan kulit dari melasma.

Ilustrasi obat/suplemen.

Photo :
  • pixabay/pexels

    

“Suplemen oral dengan kandungan antioksidan plus multivitamin. Ada
grape seed extract
atau ekstrak biji anggur, lycopene, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin E, biotin, zinc, dan selenium.
Grape seed extract
mengandung oligo procyanidolic complex (OPC) yang akan membantu mengurangi melasma,” tutur Market Development Manager PT Kalbe Farma Tbk, Angga Adipta.

Angga mengatakan bahwa OPC merupakan suatu kandungan antioksidan yang memiliki aktivitas 20 kali vitamin C, dan 50 kali vitamin E. Efek OPC terhadap tubuh ialah untuk menjaga kesehatan jantung, kesehatan hati, memperbaiki siklus darah, meningkatkan elastisitas kulit, dan membantu mengurangi melasma.

“Bahan-bahan itu telah terbukti dan teruji untuk memperkuat daya tahan tubuh, jadi istilahnya sehat, bonusnya cantik,” kata Angga.

Bisakah Disembuhkan?
Melasma memang bisa disembuhkan, kata dr. Della. Pertama, dengan terapi topikal, seperti krim atau serum yang memiliki asam retinoid atau asam konjic, kini telah banyak beredar luas yang telah ada izin BPOM. Kemudian, dengan terapi oral, yakni mengonsumsi suplemen yang mengandung antioksidan tinggi (gutathione, vitamin C, dan OPC). 

"Selanjutnya, terapi menggunakan alat-alat tertentu seperti laser, micro-needle, atau mesoterapi. Terapi kombinasi biasanya lebih baik dibandingkan terapi tunggal," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya