Berapa Kali Seseorang Harus Buang Air Kecil dalam Sehari?
- Pexels
VIVA Lifestyle – Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi seberapa sering seseorang buang air kecil sepanjang hari dan semua bagian dalam sistem saluran kemih harus bekerja sama agar berfungsi normal. Obat-obatan, suplemen, makanan dan minuman dapat berperan, seperti halnya kondisi medis tertentu. Usia dan ukuran kandung kemih juga turut berperan penting.
Dalam dunia medis, frekuensi buang air kecil digunakan untuk menggambarkan seberapa sering seseorang buang air kecil. Pada artikel ini, akan dibahas frekuensi buang air kecil yang sehat dan tidak sehat.
Frekuensi buang air kecil yang sehat
Melansir dari Medical News Today, kebanyakan frekuensi buang air kecil bagi banyak orang sebanyak 6 atau 7 kali setiap harinya, Buang air kecil antara 4 hingga 10 kali sehari dapat dianggap sehat jika frekuensinya tidak mengganggu kualitas hidup orang tersebut.
Frekuensi buang air kecil tergantung pada faktor-faktor berikut ini:
- usia
- ukuran kandung kemih
- asupan cairan
- kondisi medis, seperti diabetes dan infeksi saluran kemih (ISK)
- asupan alkohol dan kafein
- penggunaan obat-obatan, seperti untuk tekanan darah dan suplemen
Buang air kecil selama kehamilan
Perubahan hormonal dan tekanan pada kandung kemih saat hamil juga bisa meningkat. Frekuensi buang air kecil yang tinggi ini dapat berlanjut hingga 8 minggu setelah melahirkan.
Gejala buang air kecil terlalu sering atau jarang
Buang air kecil terlalu jarang atau sering mungkin menunjukkan kondisi yang mendasarinya, terutama jika disertai gejala seperti berikut:
- sakit punggung
- darah dalam urin
- urin berwarna keruh
- kesulitan buang air kecil
- demam
- nyeri saat buang air kecil
- urin berbau tajam
Pengobatan dapat mengatasi gejala dan mencegah komplikasi, jadi jangan sungkan untuk berkonsultasi pada dokter. Bagi siapa pun yang melihat perubahan dramatis dalam frekuensi urin, meskipun masih dalam kisaran tipikal, penting bagi kamu untuk melakukan konsultasi medis.
Faktor yang mempengaruhi frekuensi buang air kecil
Jika seseorang mengonsumsi banyak cairan, terutama minuman yang mengandung kafein, mereka mungkin melihat fluktuasi seberapa banyak atau seberapa sering mereka buang air kecil. Namun, perubahan dramatis dalam frekuensi buang air kecil bisa mengindikasikan kondisi mendasar yang serius.
Kondisi medis yang mendasari frekuensi buang air kecil
Kondisi berikut mungkin menjadi faktor perubahan frekuensi buang air kecil:
-
Infeksi saluran kemih (ISK): dapat menyebabkan sering buang air kecil, urgensi kencing, sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil dan nyeri punggung. ISK sangat umum terjadi terutama di kalangan wanita.
- Kandung kemih terlalu aktif: banyak kondisi yang dapat menyebabkan kandung kemih terlalu aktif, termasuk infeksi, obesitas, ketidakseimbangan hormon, dan kerusakan saraf. Sebagian besar kasus mudah diobati.
- Interstitial Cystitis: kondisi jangka panjang ini juga dikenal sebagai sindrom kandung kemih yang menyakitkan. Meskipun tidak ada infeksi, namun dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan ISK. Penyebab pasti dari interstitial cystitis tidak jelas.
- Diabetes: diabetes yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi yang dapat menyebabkan sering buang air kecil.
- Kadar kalsium darah: hipokalsemia (kadar kalsium rendah) atau hiperkalsemia (kadar kalsium tinggi) dapat memengaruhi fungsi ginjal dan keluaran urin.
- Anemia sel sabit: bentuk anemia yang diturunkan ini, atau jumlah sel darah merah yang rendah, dapat memengaruhi ginjal dan konsentrasi urin. Hal ini menyebabkan beberapa orang lebih sering buang air kecil.
- Masalah prostat: pembesaran prostat dapat menyebabkan seseorang lebih jarang buang air kecil. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan karena prostat membesar dan menghalangi aliran urin.
- Kelemahan dasar panggul: saat otot panggul kehilangan kekuatan, seseorang mungkin buang air kecil lebih sering. Ini sering merupakan hasil dari melahirkan.