Makanan Terlalu Lama Dimasak, ini Risikonya!
- U-Report
VIVA Lifestyle – Masak dalam jumlah banyak agar bisa dihangatkan dianggap lebih praktis ketimbang harus memasak terus tiap waktu makan datang. Namun, di balik kemudahan itu, Anda perlu memahami bahwa tidak semua jenis makanan bisa dipanaskan terus-menerus.
Tidak sedikit orang yang memasak banyak agar bisa dihangatkan kembali saat hendak dimakan. Namun, tahukah Anda bahwa ada bahaya memanaskan makanan bagi kesehatan? Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Beragam cara dalam mengolah atau memasak makan bisa dipanggang, digoreng juga dibakar. Konon sensasi masakan dengan cara tersebut dapat meningkatkan selera makan.
Tapi perlu diingat, ada risiko kesehatan yang serius akibat cara memasak makanan yang salah. Dokter Marya Haryono, spesialis gizi klinik akan memaparkannya secara tuntas.
Mengolah makanan sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari baik disadari maupun tidak disadari. Proses pengolahan makanan ternyata mempengaruhi nilai gizi makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Ada banyak cara orang mengolah makanan, mulai dari mempersiapkan seperti dipotong-potong dicuci bersih dan ada juga
yang direndam serta berbagai teknik memasaknya.
Seperti yang harus direbus dahulu, ada juga yang ditumis pakai bumbu dan mengguanakan sedikit minyak atau juga ada yang dipanggang dan dibakar diatas bara api.
Lantas benarkah makanan yang diolah terlalu matang bisa merubah kandungan gizi dari bahan makanan tersebut?
“Pada sayuran, jika kita olah beberapa sayuran tersebut maka kita akan mendapatkan manfaat yang lebih baik. Contohnya begitu kita mengolah brokoli, itu yang kita rebus biasanya strukturnya menjadi lebih mudah dicerna kemudian beberapa efek seperti vitamin K nya bisa lebih terjaga,” ungkap Dokter Marya Haryono, spesialis gizi dalam program Hidup Sehat tvOne, Rabu 28 Desember 2022.
“Sementara itu, berbeda jenis sayuran, berbeda teknik pengolahan, lama merebusnya itu pun akan mempengaruhi komposisi nutrisi secara berbeda. Sayur yang diolah dengan cara direbus dengan menggunakan air yang banyak, ini vitamin larut airnya akan mudah lebih banyak hilangnya nutrisi yang kita harapkan,” jelas dokter Marya Haryono.