Tampon Nyangkut di Leher Rahim Wanita Ini Alami Toxic Shock Syndrom
- Istimewa
VIVA Lifestyle – Tampon belakangan begitu populer di kalangan wanita di seluruh dunia. Tampon sendiri merupakan sejenis pembalut wanita berbentuk silinder yang terbuat dari kapas yang lembut. Gunanya sama seperti pembalut biasa, yaitu untuk menyerap aliran darah yang keluar saat sedang menstruasi.
Bedanya, jika pembalut dipasang di permukaan celana dalam untuk menampung darah yang keluar, cara pakai tampon perlu dimasukkan ke dalam lubang vagina untuk menyumbat sekaligus menyerap darah haid agar tidak keluar. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.
Namun, penggunaan tampon juga perlu diperhatikan. Jangan sampai salah yang bisa berakibat kurang menyenangkan. Salah seorang wanita bernama Melanie Galeaz baru-baru ini mengungkap dirinya mengalami Toxic Shock Syndrome.
Mengutip laman Ny Post, dirinya mengungkap sempat mengalami sakit di bagian organ intimnya, hingga bau yang kurang sedap. Dia kemudian mengunjungi dokter ginekologi, saat itu dokter mengira dirinya menderita penyakit Lyme, karena dia digigit kutu.
"Ketika saya masih kecil, saya digigit kutu rusa, dan memiliki semua gejala penyakit Lyme. Tetapi tesnya agak membingungkan apakah saya mengidapnya atau tidak, tetapi karena saya memiliki semua gejala dan digigit, dokter memberikan obat-obatan kepada saya, dokter memperbolehkan saya pulang," kata dia.
Dua tahun berjalan, rasa sakit di organ intimnya tak kunjung hilang. Galeaz memutuskan untuk mendatangi dokter kandungan. Hasilnya, dokter menemukan adanya tiga buah tampon yang tersangkut di bawah leher rahim Galeaz. Saat tampon dikeluarkan, Galeaz meringis kesakitan.
"Akhirnya saya ke dokter lagi dan saya ke dokter kandungan. Dia membuatku terbuka, terlihat dan dia terengah-engah. Dia berkata, 'Anda memiliki tampon yang menempel secara horizontal di bawah leher rahim Anda'," kata dia.
Diungkap wanita itu, sang dokter mengeluarkan bekas tamponnya yang tersangkut di bawah leher rahimnya.
"Sangat menyakitkan, karena itu larut, itu adalah pengalaman yang tidak menyenangkan," kata dia.
Dia mengatakan bahwa melihat ke belakang, dia pikir mungkin dia tidak pernah benar-benar menderita penyakit Lyme, dan bahwa semua masalahnya telah bermuara pada tampon yang macet.
"Kurasa aku bahkan tidak menderita penyakit Lyme," katanya.
Mengutip laman NHS, Toxic Shock Syndrom atau TSS adalah kondisi langka namun mengancam jiwa yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh dan melepaskan racun berbahaya. TSS ini sering dikaitkan dengan penggunaan tampon pada wanita.
Toxic shock syndrome (TSS) disebabkan oleh bakteri staphylococcus atau streptococcus. Bakteri ini biasanya hidup di kulit dan di hidung atau mulut tanpa menyebabkan kerusakan, tetapi jika masuk lebih dalam ke dalam tubuh, mereka dapat melepaskan racun yang merusak jaringan dan menghentikan kerja organ.
Maka dari itu penting untuk mengetahui penggunaan tampon yang tepat. Jangan gunakan tampon terutama jika Anda membiarkannya lebih lama dari yang disarankan atau Anda menggunakan tampon "penyerap super".
Selalu gunakan tampon dengan daya serap terendah yang cocok untuk menstruasi Anda. Jangan sering gunakan terlalu sering tampon, lakukan pergantian antara tampon dan pembalut wanita atau panty liner selama menstruasi.
Ganti tampon secara teratur sesering yang diarahkan pada kemasan (biasanya setidaknya setiap 4 hingga 8 jam). Jangan pernah gunakan lebih dari satu tampon di vagina Anda sekaligus. Saat menggunakan tampon di malam hari, masukkan tampon baru sebelum tidur dan keluarkan saat bangun tidur
lepaskan tampon di akhir periode Anda.